Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Penting" tapi "Gratis": Peran Kesehatan Cuma-Cuma bagi Siswa

12 Agustus 2025   18:58 Diperbarui: 12 Agustus 2025   18:58 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemeriksaan kesehatan gratis anak sekolah di SMP Plus Al Ghifari, Kota Bandung, pada Selasa (12/8/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Program "kesehatan gratis" ini, yang terdengar sangat menarik, seringkali menciptakan jarak antara ekspektasi dan realita. 

Ekspektasinya adalah siswa akan mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dan tindak lanjut yang serius. Realitanya, hal itu belum tentu terjadi. 

Program ini bisa menjadi sebuah "tambal sulam," datang untuk menambal lubang yang ada, tanpa membangun fondasi yang kokoh dari awal.

Salah satu kelemahan terbesar dari program ini adalah tindak lanjut yang lemah. Setelah pemeriksaan selesai, apa yang terjadi pada siswa yang terdeteksi memiliki masalah kesehatan? 

Apakah ada sistem rujukan yang terstruktur dan pendampingan dari pihak sekolah atau puskesmas? 

Tanpa tindak lanjut yang kuat, hasil pemeriksaan hanyalah data yang tersimpan, tanpa memberikan manfaat nyata bagi siswa yang membutuhkan. Ini adalah bagian yang paling krusial, namun seringkali terlewatkan.

Program ini juga memiliki potensi dampak psikologis. Ada siswa yang mungkin merasa takut, malu, atau cemas dengan hasil pemeriksaannya. 

Apakah ada ruang yang aman bagi mereka untuk berkonsultasi? Atau apakah hasil pemeriksaan hanya akan menjadi rahasia yang disimpan oleh pihak sekolah dan puskesmas, tanpa ada dukungan yang memadai untuk siswa yang bersangkutan? 

Kesehatan mental siswa juga penting, dan program ini seharusnya tidak hanya berfokus pada fisik semata.

Lebih dari itu, program ini seolah-olah mengisyaratkan bahwa kesehatan adalah "hadiah" yang diberikan secara cuma-cuma, bukan hak dasar yang harus didapatkan oleh setiap anak. 

Seharusnya, akses ke layanan kesehatan adalah hal yang standar, bukan sebuah program khusus yang dirayakan. Program ini, meskipun niatnya baik, bisa jadi adalah pengingat bahwa sistem kesehatan kita belum sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun