Sedangkan sampah anorganik adalah sampah seperti botol plastik, kertas, atau kardus. Sampah jenis ini bisa didaur ulang. Sekolah bekerja sama dengan bank sampah atau pemulung untuk mengumpulkan sampah anorganik ini. Anak-anak juga diajak untuk membawa botol minum sendiri dari rumah, bukan membeli minuman kemasan. Ini salah satu cara mengurangi sampah plastik.
Setiap kelas punya jadwal piket kebersihan. Tidak hanya membersihkan kelas, tapi juga memantau tempat sampah. Mereka memastikan sampah dibuang di tempat yang benar. Guru-guru juga memberikan contoh langsung. Mereka tidak ragu memungut sampah yang berserakan, dan membuangnya di tempat yang sesuai.
GERAK juga mendorong kreativitas. Sampah anorganik yang tidak bisa didaur ulang atau dijual, diubah menjadi kerajinan tangan. Botol plastik bekas disulap menjadi pot bunga, kotak pensil, atau hiasan dinding. Kertas bekas menjadi kolase atau kreasi lainnya. Ini mengajarkan anak-anak bahwa sampah bisa punya nilai, jika kita mau sedikit berkreasi.
Setiap pekan, ada kegiatan "Jumat Bersih". Semua warga sekolah, dari kepala sekolah, guru, karyawan, sampai siswa, turun tangan membersihkan lingkungan sekolah. Mereka memungut sampah, menyapu halaman, dan merapikan taman. Kegiatan ini bukan beban, tapi jadi kebersamaan yang menyenangkan.
Peran kepala sekolah sangat besar dalam keberhasilan GERAK. Ia bukan hanya memberi perintah, tapi juga memimpin dengan contoh. Kepala sekolah aktif terlibat dalam setiap kegiatan kebersihan, memberikan semangat, dan memastikan program berjalan lancar. Dukungan penuh dari kepala sekolah membuat semua elemen merasa termotivasi.
Orang tua juga tidak luput dari ajakan GERAK. Sekolah mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk menjelaskan program ini. Mereka diajak untuk mendukung GERAK di rumah. Misalnya, dengan membiasakan anak membawa bekal makanan dari rumah dengan wadah yang bisa dipakai ulang, bukan kemasan sekali pakai.
Lingkungan sekolah kini jauh berbeda. Halaman sekolah bersih, taman-taman asri dengan tanaman yang subur, dan tidak ada lagi tumpukan sampah yang mengganggu. Anak-anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya, bahkan mengingatkan teman-temannya yang lupa. Kebiasaan baik ini sudah mendarah daging.
GERAK di SD Plus Al Ghifari telah membuktikan bahwa masalah sampah bisa "dipukul telak". Bukan dengan kekuatan besar dari luar, tapi dengan kekuatan dari dalam diri sendiri. Kekuatan dari kesadaran, pendidikan, dan tindakan nyata. Kekuatan dari daya kolektif siswa dan sekolah.
Dampak GERAK tidak hanya dirasakan di lingkungan sekolah. Anak-anak membawa kebiasaan baik ini ke rumah. Mereka mengingatkan orang tua untuk memilah sampah, tidak membuang sampah sembarangan di jalan, dan menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan. Lingkungan sekitar rumah mereka pun ikut merasakan dampak positifnya.
SD Plus Al Ghifari telah menjadi contoh nyata. Mereka menunjukkan bahwa sekolah adalah tempat yang strategis untuk memulai perubahan. Perubahan menuju bumi yang lebih bersih, lebih sehat, dan lebih lestari. Perubahan ini dimulai dari hal kecil, yaitu mengelola sampah dengan benar.
GERAK adalah bukti bahwa Gerakan Edukasi dan Reduksi Sampah di Sekolah bukan hanya impian. Itu adalah kenyataan yang bisa diciptakan. Dengan semangat kebersamaan dan konsistensi, siswa dan sekolah bisa menjadi agen perubahan yang hebat. Mereka bisa memukul telak masalah sampah dan menjaga bumi kita agar tetap asri untuk generasi mendatang.