Setiap tanggal 23 Mei, dunia merayakan Hari Penyu dan Kura-kura Sedunia. Perayaan ini dimulai sejak tahun 2000 oleh American Tortoise Rescue. Tujuannya sederhana tapi penting yakni untuk menarik perhatian semua orang di dunia agar lebih peduli pada kura-kura dan penyu.Â
Di samping itu, hari itu juga mendorong kita untuk melakukan sesuatu demi menyelamatkan spesies-spesies ini yang sekarang banyak terancam punah. Perayaan ini dilakukan di mana-mana dengan berbagai cara, mulai dari kegiatan sosial, belajar tentang kehidupan kura-kura dan penyu, sampai membuat kerajinan tangan berbentuk kura-kura dan penyu.
Di Kota Bandung, Jawa Barat tepatnya di SMA Plus Al Ghifari, Hari Penyu dan Kura-kura Sedunia punya arti khusus. Pada Jumat, 23 Mei 2025, siswa-siswi sekolah ini tidak hanya merayakan, tapi langsung beraksi. Mereka mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah dan area sekitar Sungai Cinambo.Â
Acara itu sengaja digabungkan dengan program rutin sekolah, yaitu Jumat Bersih. Ini adalah cara yang bagus untuk menunjukkan bahwa kepedulian pada lingkungan bisa dimulai dari hal-hal kecil dan rutin yang ada di sekitar kita.
Kegiatan membersihkan sampah ini sangat penting. Kenapa? Karena sampah-sampah yang kita buang sembarangan, apalagi yang ada di dekat sungai, bisa terbawa air. Sungai-sungai itu pada akhirnya mengalir ke laut.Â
Di laut, ada banyak penyu. Di darat, ada kura-kura. Sampah ini bisa jadi masalah besar untuk mereka. Bahkan, sampah bisa membunuh kura-kura dan penyu. Ini adalah ancaman nyata yang harus kita hadapi bersama.
Penyu dan kura-kura itu sebenarnya makhluk yang luar biasa. Mereka sudah ada di bumi sejak zaman dinosaurus. Cangkang mereka yang keras itu seperti rumah sekaligus benteng pertahanan.Â
Gerakan mereka yang lambat bukan berarti tidak penting. Justru, di balik kelambatan itu, ada filosofi kesabaran dan ketahanan yang luar biasa. Tapi sekarang, mereka menghadapi musuh yang sangat berbahaya yaitu sampah.
Sampah, khususnya sampah plastik, adalah masalah besar. Plastik itu sulit terurai. Kalau dibuang ke lingkungan, dia akan bertahan sangat lama, ratusan bahkan ribuan tahun.Â
Bida dibayangkan, botol minum plastik yang kita pakai sebentar saja, bisa terus ada di bumi jauh setelah kita tidak ada. Nah, sampah-sampah inilah yang seringkali berakhir di sungai lalu ke laut, tempat tinggal penyu.
Ketika sampah plastik sampai ke laut, penyu bisa mengira kantong plastik sebagai ubur-ubur, makanan favorit mereka. Begitu dimakan, plastik itu akan menyumbat saluran pencernaan penyu. Mereka jadi tidak bisa makan lagi, akhirnya kelaparan, dan bisa mati.Â