Sisiwur, sebuah tradisi turun-temurun dari masyarakat Sunda, kembali menggema di berbagai pelosok desa dan perkampungan menjelang datangnya bulan suci Ramadan.Â
Lebih dari sekadar kegiatan bersih-bersih lingkungan, sisiwur merupakan manifestasi dari semangat gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian masyarakat Sunda terhadap lingkungan sekitar.
Tradisi ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua, untuk bersama-sama membersihkan jalanan, selokan, halaman rumah, dan tempat-tempat umum lainnya.Â
Dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti sapu lidi, ember, dan arit, mereka bahu-membahu menciptakan lingkungan yang bersih, rapi, dan nyaman.
Sisiwur bukan hanya tentang membersihkan kotoran fisik, tetapi juga membersihkan hati dan pikiran dari segala hal yang negatif. Kegiatan ini menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga, saling memaafkan, dan melupakan segala perselisihan.Â
Dalam suasana yang penuh keakraban, mereka saling berbagi cerita, tawa, dan harapan, menciptakan harmoni dan kebersamaan yang kuat.
Menjelang Ramadan, sisiwur menjadi persiapan spiritual bagi masyarakat Sunda. Mereka meyakini bahwa dengan membersihkan lingkungan fisik, mereka juga membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan, sehingga dapat memasuki bulan suci dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.Â
Lingkungan yang bersih dan rapi juga menciptakan suasana yang nyaman dan khusyuk untuk menjalankan ibadah puasa dan salat tarawih.
Saat Hari Raya Idulfitri tiba, sisiwur kembali menjadi bagian dari tradisi. Masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar masjid dan tempat-tempat umum lainnya, mempersiapkan diri untuk menyambut tamu dan merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.Â
Lingkungan yang bersih dan indah menciptakan suasana yang meriah dan penuh sukacita, menambah kehangatan dan kebahagiaan Hari Raya.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi sisiwur mulai mengalami penurunan. Gaya hidup modern yang individualistis dan kesibukan masyarakat dalam pekerjaan seringkali membuat tradisi ini terlupakan.Â