Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah? Itu Dulu! Sekarang Jadi Karya Seni: Retro, Recycle, Reborn

11 Februari 2025   07:06 Diperbarui: 12 Februari 2025   08:07 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SD Plus Al Ghifari Kota Bandung, mendaur ulang sampah jadi kerajinan tangan menarik dan bernilai. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Dulu, sampah adalah sesuatu yang dibuang dan tidak bernilai. Namun, kini paradigma itu berubah. Sampah, di tangan orang-orang kreatif, bisa menjelma menjadi karya seni yang indah dan bernilai tinggi. Konsep "Retro, Recycle, Reborn" menjadi landasan utama dalam mengubah sampah menjadi karya seni.

Retro: Mengenang Masa Lalu

"Retro" bukan sekadar gaya atau estetika, melainkan sebuah perjalanan emosional yang membawa kita kembali ke masa lalu. Ia adalah jendela yang membuka kenangan indah, pengalaman berharga, dan nilai-nilai luhur yang mungkin sempat terlupakan di tengah hiruk pikuk kehidupan modern. 

Bagi generasi X, "retro" adalah representasi masa kecil dan remaja mereka, di mana kaset musik menjadi teman setia, televisi hanya memiliki beberapa saluran, dan permainan tradisional lebih menghibur daripada gawai. Mereka tumbuh dengan budaya pop yang khas, mode yang berani, dan semangat optimisme yang tinggi.

Namun, "retro" tidak hanya milik generasi X. Generasi muda pun terpikat dengan pesonanya karena "retro" menawarkan sesuatu yang berbeda dan otentik di tengah arus informasi dan tren yang serba cepat berubah. 

Barang-barang retro, seperti pakaian vintage, perabot lawas, atau mainan klasik, memiliki daya tarik tersendiri karena membawa serta cerita dan kenangan. Mereka adalah saksi bisu sejarah yang menyimpan sejuta misteri dan keunikan.

Lebih dari sekadar nostalgia, "retro" juga merupakan sumber inspirasi dan kreativitas. Gaya hidup retro yang sederhana, kreatif, dan penuh makna dapat menjadi alternatif di tengah gaya hidup konsumtif dan instan. "Retro" mengajarkan kita untuk menghargai barang-barang lama, memperbaikinya, dan memberinya nilai baru. 

Ia juga mendorong kita untuk berpikir kritis tentang dampak konsumerisme terhadap lingkungan dan mencari solusi yang lebih berkelanjutan. Dalam konteks "Recycle, Reborn", sentuhan "retro" dapat menambah nilai artistik dan emosional pada karya daur ulang. 

Barang-barang bekas yang diberi sentuhan retro tidak hanya memiliki nilai guna, tetapi juga nilai sejarah dan estetika yang tinggi.

Recycle: Kekuatan Daur Ulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun