Mohon tunggu...
Jujun Junaedi YAG
Jujun Junaedi YAG Mohon Tunggu... Lainnya - terus belajar

Kabar dari Bandung || Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Sebatang Kara, Nenek Amah 90 Tahun Kumpulkan Rongsok demi Sesuap Nasi

7 Februari 2024   17:43 Diperbarui: 7 Februari 2024   17:45 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup Sebatang Kara, Nenek Amah 90 Tahun Kumpulkan Rongsok Demi Sesuap Nasi (Foto: Dokpri)

Tiap hari Nenek Amah (90 tahun) keluar rumah sekitar jam 6 pagi. Nenek Amah mencari rezeki dengan mengumpulkan rongsok (barang bekas) di sekitar tempat tinggalnya.

Perempuan asal Cisaranten Kulon Kecamatan Arcamanik Kota Bandung itu, tiap harinya berjuang mencari nafkah untuk menghidupi kehidupan dirinya.

Nenek Amah saat ini hidup sendiri, setelah lama ditinggal meninggal dunia suaminya. Ia hidup sebatang kara, tanpa ada anak dan saudara.

"Ah ema mah nyalira we di bumi, da teu gaduh putra, si abah atos lami ngantunkeun," kata Nenek Amah dalam bahasa Sunda.

"Teras ema mah teu gaduh putra," sambung Nenek Amah.

Nenek Amah bercerita dulu pernah punya satu anak, tapi sudah meninggal sejak kecil, dan ada saudara pun, tapi tidak serumah serta tidak bisa membantunya.

"Ema mah tiap dinten milari sareng ngempelkeun rongsok we, kanggo tiasa emam sadidinten," ucap Nenek Amah.

Dari cerita Nenek Amah, ia tiap harinya mencari dan mengumpulkan rongsok (barang bekas) untuk sekedar buat makan sehari-hari.

Bermodalkan 1 buah karung, tiap hari Nenek Amah berjalan mencari dan mengumpulkan barang bekas di tempat sampah warga, tempat sampah perkantoran, sekolah, pertokoan dan di jalanan.

Nenek Amah memungut barang bekas berupa botol plastik mineral, kertas, kardus dan barang bekas lainnya yang dianggap bisa laku dijual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun