Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Planet Warna-Warni

23 November 2022   11:31 Diperbarui: 23 November 2022   11:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kesibukan ...yah katanya kesibukan. Dengan tiap hari di pagi hari berangkat ke tempat kerja dengan menenteng tas dan laptop. Dalam perjalanan ditemani suasana sejuk dengan mendengarkan musik membawaku ke suatu planet yang dinamakan planet warna warni. Warna warni berbagai pikiran dan berdatangan ide-ide atau gagasan-gagasan bagaimana membuat program berkualitas untuk kebermanfaatan pekerjaan. Bagiku bekerja yang berkualitas itu diukur dengan output yang berkualitas bagaimanapun inputnya. Bagiku bekerja cerdas itu terletak pada pola atau cara berpikir kita bagaimana mengolah ide untuk kebermanfaatan hasil yang ingin dicapai. Sekitar pukul delapan sampai ke kantor. Seperti biasa satpam di kantorku menghampiri mengambil tas dan laptopku. "Selamat pagi Pa." Sapanya denga ramah. "Pagi Pa Danu, Sehat?" Sapa balikku. "Alkhamdulillah", Jawabnya.

Pagi ini di kantor masih sepi. Dan siska asistenku menghampiriku dengan menyampaikan surat-surat yang sampai beberapa hari lalu. Karena dua hari aku tidak masuk  kantor ada beberapa proyek di daerah yang harus kupantau. Karena perintah owner yang sepertinya ada sedikit masalah yang tidak sesuai PKS ( perjanjian kerjasama) harus diselesaikan. Di sana aku menemui Manajer konstruksi dan akhirnya dua hari bisa tersesaikan dengan biak. " ada surat tiga Pa. Yang sedang ditunggu jawabannya" Siska mengingatkanku. "Yah" Jawabku singkat. Kubaca surat-surat yang dihidangkan di meja. Ha ha ha.....sebenarnya hidangannya pagi pengennya yang segar-segar.  "Hallo Pa Manajer" sapa sahabatku, Rudi. "Gimana proyek..." tanyanya sambil tertawa lebar. "sudah beres" jawabku. " Siang ngobrol yaa" Ajaknya "Oke" jawabku. Dan diapun berlalu pergi ke ruangannya.

Disudut ruangan ini ku menunggu temanku yang katanya mau ngobrol. Sambil menunggunya kupesan makanan dan minuman ringan. "Rifki" Ada suara memanggilku, suara yang pernah kukenal dahulu. Yah dahulu sekali. "Boleh saya duduk di sini" Lanjutnya. Tiba-tiba hati ini berdegup kencang melihat sosoknya. Sosok yang pernah mengisi hari-hariku di daerah asalku. Dia disini ada di depanku. Kelu rasanya lidah ini speechless deh, ya Allah. Sosoknya, wajahnya, senyumnya bahkan suaranya seakan mengelitik hati dan jiwaku. Dia seorang kubuat menangis dulu. "Boleh boleh" kataku mempersilakannya duduk. Bagaimana bisa dia bisa seramah itu. Apakah dia sudah memaafkanku. ''Apa kabar Rif" , itu panggilam khasnya untukku, padahal aku tak menyukai sebutan itu. Dan hanya dia yang bertahan mengeja panggilan itu untukku. "Alkhamdulillah baik". aku menjawabnya dengan sangat pelan. "Terim kasih, sepertinya kamu tidak senang bertemu aku, by" dia langsung berdiri dan beranjak pergi. Bukan itu bukan aku tak suka melihatnya tapi mugkin rasa kagetku yang menguasai diri ini sehingga aku diam tak banyak bicara karena sedang mengendalika perasaan ini. "Ren..." panggilku tapi dia tetap pergi, cepat dan tak terlihat ketika ku mengejarnya sampai pintu keluar dia sudah tak ada. Aku jadi ragu dengan penglihatanku, apakah tadi hanya ilusiku atau apa. Tapi benar tadi yang ada di depanku adalah Renda. Kekasih di masa kuliahku. "Pak mau tanya, tadi lihat perempuan baru keluar dari sini" tanyaku pada pak satpam, "Tidak ada  Pa" Jawabnya. Aku penasaran dan bingung, lalu kemana perginya Renda. Aku yakin aku tidak mimpi, ini nyata. Tapi kemanakah perginya dia. Dan kubalik lagi ke tempat dudukku, ku minum untuk memenangkan diriku. "planet warna-warni, adalah sebuah nama tempat yang Renda ciptakan buat mimpi kami dulu. Dan memang kata itu masih saya pakai ketika aku punya mimpi, mimpi apa saja, ku simpan di tempat itu yaitu planet warna-warni. Tak berapa lama sahabatku datang. Kamipun makan dan mengobrol. " Ki, tempat ini sudah ganti pemilik loh" kata Rudi. Saya hanya diam tak menanggapi, bagiku pemilik lama atau baru terserah lah yang penting kokinya tetap sama sehingga aku bisa makan  makanan pavoritku yaitu Buncis hehehe. Makanan yang dulu Renda sering sajikan ketika aku berkunjung ke rumahnya. Koq jadi ingat dia terus. "Hey kenapa aku bilang...pemilik barunya itu perempuan dan masih sendiri...cantiiik  loh,  Minggu kemarin aku ngobrol sama dia, yah dia nanyain testimoniku tentang restoran ini, aku jawab apa adanya bahwa tempat ini adalah tempat pavorit aku dan  sahabatku, namanya Miss Renda." Masyaallah aku dikagetkan lagi. Jadi benar tadi itu Renda, bararti aku tak bermimpi atau berhalusinasi. Renda dekat di sini, masih sendiri lagi. Koq hati ini jadi seneng banget tapi bercampur bingung, dia masih sendiri, mana mungkin bukankah sepengtahuanku banyak yang naksir dia, tapi tetap akulah pemenangnya yang mampu merebut hatinya. Setelah selesai makan kami pulang balik lagi ke kantor. Aku penasaran kapankah aku bisa ketemu Renda lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun