Setiap anak tentunya selalu mengharapkan kasih sayang dan kepedulian dari kedua orangtuanya. Tetapi, bagaimana jika orangtua memberikan perlakuan yang toxic dan menyakitkan bagi sang anak?
Perkataan kasar yang secara sengaja atau tidak sengaja ditujukan pada anak akan menyebabkan perasaan mereka terluka. Perilaku toxic itu juga akan membekas dalam memori yang bersifat sementara ataupun seumur hidup.
Toxic parents adalah tipe orang tua yang mengatur anak sesuai dengan kemauannya tanpa menghargai perasaan dan pendapat sang anak. Kondisi ini bisa membuat anak merasa terkekang dan ketakutan. Bahkan, tak jarang anak tumbuh menjadi pribadi yang sering menyalahkan diri sendiri dan memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Misalnya, jika masa kecil orangtua memiliki traumatis, membawa luka akibat pengasuhan yang tidak benar atau disfungsional dalam keluarga, maka toxic parent juga bisa terjadi. Ketika luka lama itu belum sembuh, orangtua dapat melukai anak dengan cara yang sama seperti yang dulu pernah dialaminya.
Istilah ini sebenarnya merujuk pada perlakuan anggota keluarga yang bisa saling menyakiti, termasuk pada anak. Baik secara fisik, mental, psikologi dan emosi. Pelakunya tentu saja anggota keluarga sendiri. Singkatnya, maksud dari toxic family atau keluarga yang toxic adalah kondisi keluarga yang kurang baik.
1. Mengajukan Pertanyaan Provokatif
Mengajukan pertanyaan bersifat provokatif terhadap suatu tindakan atau perilaku anak juga merupakan perlaku toxic. Misalnya, dengan mengatakan “mengapa kamu bertindak aneh?” atau “mengapa cara jalan, makan, atau caramu berbicara seperti itu?”.