Mohon tunggu...
Zamrony P. Juhara
Zamrony P. Juhara Mohon Tunggu... profesional -

Penulis buku "Pemrograman Game 3D dengan DirectX", Andi Publisher, 2011 dan kontributor lepas majalah komputer PC Media. Saat ini tinggal di Surabaya Indonesia. Anda dapat ikuti tulisan lainnya di blog pribadinya http://zamronyp.juhara.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Blackberry Akan Mati, Kecuali...

2 Februari 2012   06:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:09 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13281637131324306899

Lonceng kematian Blackberry mulai berdentang sejak Apple menggerogoti pasar Blackberry dengan rilis iPhone dan semakin diperparah dengan hantaman dari berbagai vendor ponsel pintar berbasis Android.  Saham RIM, pembuat Blackberry, sendiri selama tahun 2011 lalu tergerus 75 persen. Tekanan investor akhirnya  berbuntut mundurnya dua eksekutif utama RIM. Di bawah nakhoda baru, RIM berusaha bangkit. Tapi investor berpikir lain. Belum ada insentif yang cukup yang ditawarkan oleh RIM untuk bangkit menantang Apple atau Google, dua raksasa yang saat ini menggenggam sekitar 50 persen market share di pasar smartphone. Saya pribadi skeptis, RIM bisa kembali ke masa jaya seperti tahun 2003, namun menurut saya masih ada harapan agar Blackberry tetap survive.

Tidak ada lagi penundaan

Tidak ada lagi delay rilis produk. Tertundanya rilis Blackberry OS 10 yang dijanjikan awal Maret 2012 ditunda hingga pertengahan 2012 adalah sesuatu yang buruk. Penundaan hanya membuat nama RIM semakin terpuruk sebagai perusahaan yang kekurangan inovasi.

Fokus, fokus, fokus

RIM harus lebih fokus pada bisnis utamanya yakni komunikasi. Produk tablet PlayBook yang sudah jelas menggerus pendapatan RIM karena tidak laku seharusnya segera dihentikan dan ditarik dari pasar. RIM harus fokus pada Blackberry, tidak lainnya. Blackberry dahulu besar karena fokus ke pasar spesifik yakni enterprise market. Langkah RIM membuat produk consumer murah seperti Blackberry Gemini terbukti kini harus dibayar mahal dengan persepsi merek Blackberry yang semakin turun. Orang tidak lagi melihat "wow" ketika seorang menggenggam Blackberry. Untuk fokus ke enterprise market, RIM harus mulai memikirkan untuk menggandeng partner-partner besar untuk mengembangkan "aplikasi bisnis sesungguhnya". Nama-nama seperti Oracle, SAP harus dirangkul RIM untuk membuat aplikasi Blackberry 10 mereka, termasuk juga pemain-pemain di industri lain seperti industri keuangan, pemerintahan, transportasi dan lain-lain. RIM juga harus fokus ke negara-negara dimana market share-nya masih cukup besar. Pangsa pasar RIM di consumer market di U.S tidak lagi signifikan, RIM tidak lagi merajai U.S, mereka seharusnya keluar dari U.S dan lebih fokus menggarap negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Buka jaringan BIS untuk semua

Tiap pengguna Blackberry membayar untuk bisa menggunakan jaringan internet (Blackberry Internet Service, BIS) yang memungkinkan layanan push message seperti Blackberry Messenger (BBM). Jaringan internet Blackberry tertutup terhadap ponsel pintar lain seperti iPhone atau ponsel berbasis Android. Dengan jumlah basis pengguna yang terus berkembang, RIM harus mulai memikirkan untuk membuka jaringan internetnya lebih luas untuk meningkatkan revenue. Blackberry Messenger memiliki basis pengguna yang besar dan akan semakin menambah pundi-pundi bila pengguna ponsel iPhone atau ponsel berbasis Android atau Windows Phone 7 memiliki kesempatan untuk bergabung dalam jaringan ini. Pendapatan RIM dari langganan jaringan data ini melampaui angka penjualan smartphone Blackberry itu sendiri. Alasan strategisnya seperti ini: "Untuk apa membuat mobil Ferrari mahal bila Anda bisa memiliki jalan tol dimana Ferrari itu berjalan.". RIM mungkin perlu melakukan outsourcing pengelolaan infrastruktur datacenter mereka ke pihak ketiga yang lebih memahami bidang ini daripada mengelolanya sendiri sehingga lebih fokus pada bidang yang mereka geluti.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun