Mohon tunggu...
Juhan MahdumHasan
Juhan MahdumHasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UMM PMM 68 Edukasi Pertanian Terpadu di Pesantren

2 September 2022   18:30 Diperbarui: 9 September 2022   16:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blimbing,Malang.- Kelompok 68 gelombang 6 PMM Bakhtiku Negeri Universitas Muhammadiyah Malang  memberikan edukasi kepada anak-anak di Pesantren Assidiqqi Asy-Syuhadda  mengenai metode bercocok tanam sayuran yang baik dan benar serta menyenangkan , khususnya tanaman sawi, cabai, dan bawang daun.(01/08/2022)

Kegiatan ini merupakan program kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang."Kegiatan ini di awali dengan pemberikan penjelasan terkait alat dan bahan apasaja yang dibutuhkan dalam proses menanam nantinya", ungkap Amanullah Tegar Gumelar salah satu mahasiswa PMM Bakhtimu Negeri Universitas Muhammadiyah Malang.

Tegar Menjelaskan, sebelumnya sudah ada agenda kegiatan inovasi kreativitas dari botol plastik bekas yang dimana nantinya akan menjadi tempat tumbuh dari tanaman  daun bawang . Penggunaan botol bekas dipilih sebagai bentuk edukasi lingkungan serta bentuk  pengolahan kreatifitas dan inovasi santri untuk membuat barang bekas menjadi barang nilai guna.

Dokpri
Dokpri

Alat dan bahan dalam kegiatan ini adalah tray, spray kecil, sekrop  plastik kecil, benih sawi, benih cabai, bibit daun bawang, sekam, dan pupuk kandang. Proses dimulai dengan pencampuran tanah dan pupuk kandang, selanjutnya tanah dan pupuk kandang yang sudah tercampur dimasukkan kedalam tray, kemudian benih ditaruh di atasnya dan ditutupi dengan sekam dan di semprot dengan spray, untuk tumbuh dengan baik Tegar menjelaskan " Tidak boleh terpapar dengan sinar matahari secara langsung , dan juga proses penyiramannya menggunakan air yang cukup dan tidak berlebihan agar proses pertumbuhannya baik".

Pada proses penanaman bibit daun bawang prosesnya hampir sama tetapi untuk media tanamnya saja yang berbeda karena menggunakan botol plastik bekas.

Kegiatan edukasi lingkungan dengan penanaman sayuran  ini berjalan dengan baik, dan anak-anak juga senang karena mereka mendapatkan ilmu baru. Selain itu kegiatan edukasi ini juga merupakan bentuk  regenerasi petani muda yang memang semakin hari minat bertani berkurang, untuk itu kegiatan ini dikemas secara modern dan juga seasik mungkin agar mereka juga menikmati serta senang dalam melakukannya.

Pada kegiatan ini juga diharapkan anak-anak pesantren dapat memiliki soft skill di bidang ilmu pertanian yang nantinya pesantren dapat menhasilkan produk komoditas pertanian sendiri, dan juga dapat menambah pemasukan atau setidaknya dapat mencukupi kebutuhan dapur sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun