Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajar Menyenangkan

28 September 2018   10:33 Diperbarui: 28 September 2018   10:58 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengajar itu seni. Bukan hanya materi, tetapi melibatkan intuisi dan imajinasi. Bukan melulu ilmu yang harus disampaikan, tetapi juga bagaimana menghidupi ilmu itu.

Saat mendapat kesempatan sharing di depan teman-teman guru SMA Penabur Jakarta hal itu saya sampaikan. Tema sharing Bagaimana Mengajarkan Sejarah Secara Menarik.

Ada banyak teori mengajar, masing-masing memiliki pendukung. Mana yang terbaik?  Menurut saya, tergantung pada proses dialektika yang dibangun antara guru dan siswanya. Berikut adalah hal-hal yang saya sharingkan di depan teman-teman itu.

Memeriksa Ekspektasi

Sebelum mengajar, guru mesti mengenal siapa yang menjadi siswanya. Bukan tentang siapa nama mereka. Tetapi berkaitan dengan hal yang lebih mendalam.

Ini penting, agar guru dapat menghadirkan dirinya dengan benar, dan mengembangkan ekspektasi berpikir dengan tepat.


Sebagai guru sejarah,  ketika menyampaikan materi, saya mencoba realistis dalam berpikir. Bahwa mereka bukan calon sejarawan, sehingga kadar dan kebutuhan mereka dalam memahami suatu materi sejarah berbeda. Dan ekspektasi realistis ini membantu saya menyiapkan materi yang didasari oleh kebutuhan siswa namun tetap dapat memenuhi substansi materi.

Ketimbang sekedar menghabiskan materi, saya lebih suka mengeksplorasi materi yang memang dibutuhkan. Tentu dengan melibatkan siswa. Indikasinya,

mereka memiliki rasa ingin tahu pada materi tersebut.

Memberi Sentuhan Efek 'wow'

Ini pernah saya tulis. Intinya saya ingin mengatakan bahwa dalam penyampaian materi guru perlu memberi sentuhan lebih.

Ibarat penyanyi, bukan sekedar melantunkan lagu sesuai notasi. Tetapi lagu itu dapat menggugah perasaan. Ada ekspresi penjiwaan pada lagu itu. Sehingga lagu yang dinyanyikan berasa memiliki roh. Menghanyutkan  pendengarnya. Itulah efek 'wow'.

Sebagai ilmu tentang masa lalu, sejarah dapat menjadi materi yang menjemukan tanpa apa yang saya sampaikan tersebut. Apalagi yang dihadapi adalah siswa milenial. Karena ada begitu banyak hal yang lebih menarik perhatian mereka. Aktivitas maya-nya.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun