Kisruh Partai Demokrat masih berlanjut. Kabarnya kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang sedang mengajukan berkas KLB ke Kemenkumham untuk disahkan. Kita patut menantikan bagaimana kelanjutan dari Kemenkumham tersebut. Jika KLB Deli Serdang disahkan ataupun tidak maka dapat berlanjut ke proses pengadilan.
Dengan kata lain, masalah akan makin panjang dan runyam sehingga akan merugikan Partai Demokrat itu sendiri.
Kita harus tahu juga bahwa jika kisruh ini tak selesai juga, maka dapat berdampak bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang santer dikabarkan akan mengikuti Pilpres 2024 mendatang.
AHY juga dikabarkan mendapat survei 4,1 persen responden yang terdiri dari usia 17 hingga 21 tahun berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia.
Bisa kita bayangkan bagaimana sebuah partai politik akan berhak mengikuti sebuah kontestasi politik jika ada dualisme kepengurusan bukan?. Dualisme kepengurusan akan memberikan tanya siapa yang sah dan siapa yang tidak.
Selain itu, kepercayaan publik akan runtuh kepada Partai Demokrat dikarenakan tidak ada kejelasan siapa pemimpin partai sebenarnya. Hal ini akan berdampak bagi AHY ketika beliau ingin maju di Pilpres 2024.
Jika Partai Demokrat ada dua, bisa jadi akan ada calon pemimpin dari partai yang sama dua orang juga. Tentu itu semakin tidak jelasnya status sebuah partai politik.
Karena itu, tidak ada kata lain bahwa Partai Demokrat harus segera menyelesaikan masalah ini sebelum menjelang Pilpres 2024 mendatang.
Tidak ada juga gunanya kisruh berkepanjangan. Tidak ada gunanya kisruh ini dipertahankan karena tidak ada untungnya dari pihak manapun. Yang terjadi adalah salah satu akan jadi abu dan satu lagi jadi arang. Sama saja tidak ada keuntungannya.
Kita tentu berharap agar Partai Demokrat bisa menjadi partai seperti semula dimana hanya satu kepengurusan saja. Tetapi, apa yang diharapkan itu belum bisa terkabul karena masih ada masalah di internal Partai Demokrat yang harus diselesaikan secara hukum. Semoga saja ada titik terang dari kekisruhan ini.
