Baru sekitar satu bulan lebih Presiden Jokowi marah-marah dengan para menteri. Kali ini sepertinya Presiden makin "geram" melihat kinerja menterinya.
Hal itu nampak dari penyerapan anggaran stimulus yang belum maksimal. Dari Rp.695 triliun baru 20 persen atau sekitar Rp.141 triliun yang terserap.
Sedangkan ada 40 persen Kementerian dan lembaga yang belum menyelesaikan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA).
"Dipa saja belum ada gimana mau realisasi? Artinya apa? di kementerian, di lembaga aura krisisnya betul-betul belum (ada)" kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat dilansir dari media Indonesia.com, 3/8/2020.
Jokowi juga menilai para menteri masih melakukan pekerjaan harian. Mereka belum melakukan kerja extraordinary.
Jangan santai-santai
Halo para menteri Indonesia Maju. Presiden Jokowi sepertinya "geram" atau marah karena bapak-bapak sekalian kerjanya masih harian belum extraordinary.Â
Hati-hati, bisa jadi reshuffle akan benar-benar terjadi di bulan ini atau di waktu dekat ini. Waktu lalu Presiden Jokowi sudah marah-marah sekaligus memperingati dan memotivasi para menteri.
Karena itu, jangan buat marah lagi. Ayo bekerja luar biasa, jangan biasa-biasa. Apa para menteri mau direshuffle?. Kalau tidak mau ya ayo kerja lebih keras dan lebih tepat sasaran.
Kalau tidak mau, ya tunggu saja momen reshuffle yang mungkin akan dilakukan. Sekarang, tugas para menteri makin dibutuhkan. Soalnya, Pandemi saja belum berakhir juga.
Jadikan marah-marah itu bentuk sayangnya Presiden Jokowi kepada rakyat dan kepada para menterinya. Oleh karena itu, ayolah bekerja lebih baik, lebih keras dan tepat sasaran.
Jangan biarkan reshuffle terjadi. Ayo segera bantu Presiden Jokowi agar kerja-kerjanya lebih bermanfaat dan sangat dirasakan masyarakat Indonesia.