Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Mari Tolak Pengerahan Massa, Demi Marwah Demokrasi

21 Mei 2019   14:03 Diperbarui: 21 Mei 2019   14:32 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tanggal 22 Mei adalah hari dimana KPU (Komisi Pemilihan Umum) Republik Indonesia akan mengumumkan hasil resmi pemenang Pilpres dan juga Pileg. Akan tetapi, hari ini diisukan KPU akan mengumumkan hasil pemilu tersebut. Lebih cepat dari biasanya. Namun, apapun itu, kita tunggu saja kepastiannya dengan menyaksikannya dalam berita di media massa maupun elektronik

Nah, saat momen pengumuman itu sangat diharapkan tidak ada aksi-aksi yang dapat memicu kerusuhan dan konflik di masyarakat. Itu adalah harapan kita. Harapan agar demokrasi kita tetap terjaga marwahnya. Kedewasaan berdemokrasi harus kita tunjukkan karena kita hidup di negara yang menjunjung tinggi demokrasi.

Baru saja, saya menonton media televisi bahwa capres Prabowo-Sandi menyebutkan bahwa akan ada aksi demonstrasi, tetapi tetap santun, damai dan beretika. Mereka atau para massa akan bisa menjaga kekondusifan dan kedamaian, sebagaimana saya dengar langsung pidato dari Prabowo baru saja.

Okelah, kita terima saja ya teman kompasianer dan seluruh masyarakat Indonesia. Berarti massa tidak akan menyurutkan keinginan mereka berdemonstrasi. Katanya mau damai, oke kita tunggu saja,. Bagi saya, kalau seandainya keluar kata-kata mendesak pemerintah mundur, mengancam dan ingin melengserkan pemerintahan sekarang, maka kepolisian harus bertindak tegas. Bisa saja ambil tindakan keras sesuai prosedur yang ada agar tidak ada aksi-aksi makar.

Menerima dengan lapang dada

Ya, saya ingin mengatakan bahwa pihak yang kalah, ayo untuk menerima dengan lapang dada. Tak perlu main kasar dan main keras, karena itu dapat memercikkan api yang membara.. Diberitakan pula baru ini, bahwa rencana menggugat ke Mahkamah Konstitusi semakin kuat oleh tim Prabowo-Sandi. Ya, kita senang dengan rencana itu karena memang itulah yang harus dilakukan.

Tetapi, kalau ada keinginan kuat menggugat ke MK, jangan lagi repot-repot untuk melakukan pengerahan massa. Harus mau melakukan tindakan konstitusional ini. Mari kita berbahagia saja, karena pemimpin kita sudah terpilih. Kita sudah tahu siapa yang menang, jadi ayo berlapang dada menerima semuanya. Tak perlu ribut-ribut lagi karena itu akan mengoyak keberagaman dan persatuan kita.

Ingatlah bahwa demokrasi menurut Abraham Lincoln adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Jadi, semuanya adalah untuk rakyat Indonesia. Bukan untuk Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandi. Rakyat sudah memilih bukan?, pada tanggal 17 April lalu, nah sekarang terima saja pilihan rakyat itu. Rakyat sudah menyuarakan pilihan mereka dengan santun dan penuh kedewasaan. Jadi, jangan ribut-ribut lagi menolak hasil pemungutan suara pemilu.

Kalau kita ribut lagi, berarti kedaulatan rakyat itu sudah dicampakkan dan dibuang begitu saja tanpa menghargai rakyat yang sudah memilih pemimpin buatnya. Maka, saya menghimbau ayo positif berpikir. Ayo jaga marwah demokrasi ini dengan baik. Jaga kegagahan demokrasi kita agar kita dikenal sebagai bangsa dan negara yang memang menjunjung tinggi demokrasi.

Untuk kesekian kalinya, saya ingin mengajak kita untuk rasional bertindak demi sebuah cita-cita bersama rakyat, yaitu kesejahteraan umum. Bukan people power atau gerakan kedaulatan massa. Itu inkonstitusional. Jangan mainkan hukum rimba sebagai cara melumpuhkan capres-cawapres yang menang. Terima saja kalau kalah, terima saja pihak yang menang dengan kebesaran hati.

Jangan asik mengatakan curang dan curang, tetapi main massa. Itu yang tidak benar. Kalau ada kecurangan berarti itu tidak adil. Kalau mau mencari keadilan, ranahnya adalah ke wilayah hukum yaitu khusus pemilu ke Mahkamah Konstitusi maupun ke Bawaslu. Sebenarnya semua sudah jelas, jadi jangan lagi ditambah-tambahi atau dikurangi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun