Mohon tunggu...
Juanda
Juanda Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer Taruna

$alam Hati Gembira ...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Melayani Bisa Capek Batin?

4 Juli 2019   10:59 Diperbarui: 4 Juli 2019   11:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Memiliki slogan melayani, tidak berarti telah melayani."

Manusia sebagai makhluk sosial tak mungkin bisa hidup sendirian. Ingin memiliki teman, lalu berkeluarga dan selanjutnya akan memiliki kelompok-kelompoknya masing-masing. Di dalam kelompoknya itu, akan saling memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Dan kelompok yang ada itu juga akan berkelompok dengan kelompok-kelompok yang lebih besar dan seterusnya hingga menjadi warga sebuah negara, yang akhirnya menjadi bagian dari masyarakat seluruh dunia.

Di dalam kelompok mana pun, maka setiap anggota yang ada bisa berperan-serta untuk membantu yang lain dengan cara melayani sesama mereka. Melayani ini bukan cuma persoalan perseorangan, namun juga dilakukan aneka institusi atau perusahaan.

Maka kita bisa melihat ada banyak institusi atau perusahaan yang memiliki tagline atau moto dengan memasukkan kata 'melayani' di dalamnya.

Contoh:
Polisi (di kantor atau mobil): Melindungi, Mengayomi dan Melayani Masyarakat atau Melindungi dan Melayani Masyarakat.
Transjakarta: Kami Tidak Pernah Berhenti Melayani Lebih Baik.
Bank BRI: Melayani Dengan Setulus Hati.
BNI: Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa atau Melayani Dengan Sepenuh Hati.
KPU: Melayani.
PKB: Peduli Ummat, Melayani Rakyat.
Para Caleg: Mohon Doa Restu, Kami Siap Melayani Masyarakat.
UKI Jakarta: Melayani Bukan Dilayani.
KPPN Masohi: Bekerja Dengan Ikhlas Prima Dalam Melayani.

Untuk melayani bukan terbatas karena adanya tagline atau slogan yang ditetapkan oleh institusi atau perusahaan saja. Meski tagline atau slogannya itu baik, namun itu kan benda mati. Maka tergantung siapa dibaliknya.

Mengapa telah memiliki tagline atau semboyan dengan kata melayani, ternyata pelayanannya tidak maksimal? Bahkan ada keluhan yang muncul di surat pembaca atau pun saat ini bisa menjadi viral di masyarakat.

Ada 7-K syarat untuk melayani yang melayani atau melayani dengan sesungguhnya, yaitu:

1. Kesadaran
Ini adalah dasar supaya sadar, bahwa keberadaanya bukan kebetulan dalam sebuah komunitas. Tanpa kesadaran untuk melayani, maka pelayanannya hanya sebatas aksi saja. Akan menimbulkan kejengkelan saat melayani karena dilakukannya secara terpaksa.

2. Kemauan
Jika telah sadar perlunya melayani, namun tidak mau melayani, maka tidak pernah akan melayani. Seperti di perempatan lampu merah, maka ada yang datang untuk mengemis sambil menggendong anak. Ada 2 hal yang bisa terjadi, yaitu: 'kasihan tapi tidak mau memberi sedekah' atau 'mau memberi sedekah namun dengan kejengkelan'.

3. Kerelaan
Setelah sadar dan mau melayani, namun tanpa kerelaan, maka akan melakukannya dengan tidak sepenuh hati. Melayaninya bisa setengah-setengah atau melihat situasi dan kondisi yang ada.

4. Ketulusan
Ketulusan sedang berbicara ketahanan untuk melayani. Meski telah rela, namun akhirnya bisa berubah menjadi tidak rela, karena tidak dibangun dalam ketulusan. Semakin melayani dalam ketulusan, akan bisa dilakukan lebih tahan lama.

5. Keuntungan
Manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), maka akan bersikap rasional dalam segala perilakunya untuk senantiasa memperhitungkan keuntungan yang bisa diperoleh dari setiap tindakannya.

Jika saat melayani hanya untuk memikirkan apa yang bisa kita peroleh, maka tidak mungkin akan bisa melayani dengan sejahtera. Sebaliknya jika memikirkan keuntungan dari yang dilayaninya, maka ini akan membawa berkah tersendiri.

6. Kerugian
Ada pengorbanan. Melayani berarti memberikan sesuatu baik materi atau non-materi kepada pihak yang lain, termasuk kepada pasangan, anak atau keluarga. Memberi itu pasti mengeluarkan sesuatu dari diri. Kalau ini dianggap sebagai kerugian, maka tidak akan lagi mau melayani.

7. Kekekalan  
Inilah penghiburannya. Saat melayani perlu berwawasan luas. Bukan cuma memikirkan keuntungan sesaat. Bukan juga hanya melihat balasan apa yang akan diterimanya suatu kelak di alam yang fana ini, namun perlu lebih daripada itu, yaitu setelah berpindah ke alam yang lain.

Melayani itu memang menyenangkan untuk mereka yang kita cintai. Namun jika cintanya mulai pudar, maka kualitas melayaninya juga akan menurun. Melayani untuk suami atau istri yang saling setia akan begitu menggebu-gebu. Jika pernah disakiti atau bahkan dikhianati, apakah masih bisa melayani seperti sebelum mengalami perbuatannya itu?

Dengan bermodal 7-K hal di atas itu, akan memberikan solusi saat melayani yang betul melayani, baik secara pribadi atau karena bekerja untuk sebuah institusi atau perusahaan tertentu.

Bukan cuma semata mau melayani, karena mendapatkan upah, baru mau melayani. Kalau melayani didasari dengan motivasi akuisme, maka akan mengalami capek secara batin.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun