Mohon tunggu...
Nurfauziyah
Nurfauziyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - ziyah

early childhood islamic education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahaya Memarahi Anak secara Berlebihan

14 Oktober 2019   00:26 Diperbarui: 14 Oktober 2019   00:43 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     

Marah itu wajar dan suatu hal yang lumrah, namun usahakan untuk bisa mengontrol marah tersebut dengan proporsional, misalkan jika anak bertingkah salahnya 1 maka marahnya 1, jika anak salahnya 2 maka marahnya 2 jadi proporsiaonal atau adil atau sesuai porsinya. Bukan seperti anak melakukan kesalahan 2 dimarahinya 10, lalu 8 nya dari mana? Dan mungkin 8 itu bisa jadi suatu masalah-masalah masa lalu yang akibatnya dilampiaskanlah ke anak.

      Apa bahaya dari keseringan memarahi anak? Anak dalam tumbuh kembangnya, anak itu membutuhkan 1 hal yang Namanya rasa berharga, jika orang tua terlalu sering memarahi anak maka rasa berharga anak akan ngedrop atau turun, dan anak akan mempertanyakan keberhargaan drinya lalu bisa jadi timbul lah rasa dalam hati kecil sang anak seperti "mama papa masih sayang aku gak yah? Tapi... kalua sayang kok marah sampe segitunya" jika dibiarkan seperti itu dan tidak ada jawaban dari orang tua dan hingga anak menjawab pertanyaan itu sendiri "iya, mama papa udah gak sayang lagi sama aku" dan hal seperti itu akan membahayakan rasa berharga anak dan ketika rasa berharga itu drop dapat menyebabkan anak bisa tidak percaya diri, anak tidak punya semangat belajar, dan hubungan social juga tidak baik.

      Kekecewaan seorang anak pada orang tua jika tidak disembuhkan akan menjadikan anak kecewa pada diri sendiri contoh anak anak merasa dia sudah gagal menjadi anak yang baik. Pengasuhan itu dikatakan gagal apabila anak mempersepsikn orang tua sebagai hakim atau polisi, dan pengasuhan akan berhasil apabila anak mempersepsikan orang tua sebagai orang tua seperti ibu adalah ibu bukan polisi atau hakim di rumah.

      Mengapa tak jarang kita jumpai anak lebih suka curhat di media social dari pada di orang tua? Karna anak takut jika anak bercerta ke oeang tua anak akan dimarahi terus-terusan. Contoh anak "mam, tadi akau dihukum sama guru disuruh berdiri didepan kelas karna minjam penghapus teman ku gak bilang, padahal biasanya dia bilang ambil-ambil saja dia kan baik, tapi nggak tau tadi dia bilang ke guru, jadi akau dihukum deh dikelas" nah ini jika orang tua berperan sebagai hakim atau polisi akan seperti "kamu itu malu-maluin orang tua aja, kalo ga ada kalo ga punya itu bilang biar mama belikan" (dengan nada memarahi), jika orang tua sudah seperti itu anak akan takut dan semakin takut lalu akan enggan untuk cerita kembali kepada orang tua hingga anak akan merasa tidak aman dan nyaman bersama orang tua mereka sendiri.

      Jika ada anak bercerita sebaiknya didengarkan dan diam dulu meskipun anak salah jangan langsung di judge, jika ingin menegur maka tegurlah secara perlahan.

Ketika orang tua tidak mempunyai kendali lagi pada anak, hal ini akan menjadi suatu masalah yag rumit. Anak dimasa mudanya saat masih kecil jika dia cukup Bahagia dan luka batinnya tidak banyak maka anak dapat tumbuh dengan optimal, karna seperti rasa seorang pada dunia di bentuk oleh rasa anak terhadap orang tuanya, namun jika anak terlalu banyak rasa marah terhadap orang tuanya maka anak akan marah terhadap dunianya. Berbeda jika anak nyaman pada orang tuanya maka anak akan merasa nyaman pada dunianya. Dan saat orang tua terlalu banyak memarahi anak maka saat di masa mendatang anak kemungkinan akan mengikuti sifat tersebut karna buah tidak jatuh dari pohonya, dan apa yang ditabur itulah yang dituai.

      Jika anak sudah mempunyai banyak luka batin orang tua dapat berkata saat malam hari menjelang anak tidur katakan seperti ini "maafkan mama ya nak, mama sayang kamu" jangan seperti "mama minta maaf ya nak kalo mama punya salah" nah yang seperti ini menjukkan masih ada kesombongan. Jadilah orang tua yang demokratis yang mau mendengarkan keluh kesah dan masukan anak, serta jadilah orang tua yang sabar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun