Mohon tunggu...
Jovita Janet
Jovita Janet Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Dengan Ganggu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

24 September 2025   11:25 Diperbarui: 24 September 2025   11:25 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah anak yang menunjukkan gejala kesulitan dalam memusatkan perhatian, cenderung hiperaktif, dan impulsif. Dalam konteks pendidikan anak usia dini (PAUD), kondisi ini dapat menimbulkan tantangan baik bagi anak itu sendiri maupun bagi pendidik. Anak dengan ADHD sering terlihat sulit duduk tenang, cepat beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain, serta kurang mampu mengikuti instruksi yang diberikan guru.

Di lingkungan PAUD, peran guru sangat penting dalam memahami karakteristik anak ADHD. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang lebih fleksibel, penuh variasi, serta menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan aktivitas fisik maupun visual agar anak lebih mudah fokus. Selain itu, dibutuhkan pendekatan individual agar kebutuhan anak bisa terpenuhi tanpa mengganggu proses belajar teman-temannya.

Orang tua juga memiliki peran yang besar dalam mendukung tumbuh kembang anak dengan ADHD. Komunikasi yang baik antara guru dan orang tua menjadi kunci, agar strategi pembelajaran di sekolah dapat disinergikan dengan pola asuh di rumah. Dengan begitu, anak mendapatkan dukungan yang konsisten untuk mengelola gejala ADHD sekaligus tetap memiliki kesempatan berkembang optimal sesuai tahap usianya.

Jadi anak dengan ADHD di PAUD membutuhkan perhatian khusus dalam proses pendidikannya. Guru dan orang tua harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, menggunakan metode belajar yang sesuai, serta memberikan pendampingan ekstra. Dengan penanganan yang tepat, anak ADHD tetap dapat berkembang, beradaptasi, dan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna seperti anak-anak lainnya. 

Ciri-ciri Anak ADHD

Anak dengan ADHD umumnya memiliki tiga gejala utama, yaitu sulit memusatkan perhatian (inattention), hiperaktif (hyperactivity), dan impulsif (impulsivity). Dalam praktik di PAUD, anak sering terlihat sulit fokus pada satu kegiatan, cepat bosan, atau tampak tidak mendengarkan saat guru berbicara. Selain itu, mereka cenderung banyak bergerak, tidak bisa duduk diam dalam waktu lama, serta sering bertindak tanpa berpikir panjang, misalnya memotong pembicaraan atau mengambil mainan temannya tanpa izin.

Faktor Penyebab ADHD

Faktor penyebab ADHD belum dapat ditentukan secara pasti, namun penelitian menunjukkan ada beberapa hal yang memengaruhi. Faktor biologis, seperti ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak dan faktor genetik dari orang tua, memiliki peran penting. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat memicu munculnya gejala, misalnya pola asuh yang kurang konsisten, paparan stres, atau kondisi prenatal seperti ibu merokok dan mengonsumsi alkohol saat hamil. Kombinasi antara faktor biologis dan lingkungan inilah yang kemudian memperkuat gejala ADHD pada anak usia dini.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak ADHD di PAUD memiliki ciri khas dalam perilaku dan konsentrasi yang berbeda dibanding anak lain. Faktor penyebabnya bersifat kompleks, mencakup aspek biologis maupun lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi guru dan orang tua untuk memahami ciri serta faktor tersebut agar dapat memberikan dukungan yang tepat bagi perkembangan anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun