Mohon tunggu...
Josua Pardede
Josua Pardede Mohon Tunggu... Bankir - Chief Economist - PermataBank

Mathematician who becomes an economist.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kinerja Ekonomi Terkini dan Jurus Pemerintah dalam Menangkal Dampak Resesi Global

11 November 2022   19:25 Diperbarui: 13 November 2022   09:03 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resesi (Sumber: shutterstock)

Namun demikian, jika kita menelisik lebih dalam lagi, kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 yang moncer tersebut, masih dipengaruhi oleh dampak basis yang rendah pada periode yang sama di tahun sebelumnya karena Indonesia mengahadapi kondisi yang sulit terutama ketika menghadapi penyebaran varian delta virus Covid-19 pada kuartal III-2021. 

Hal ini terindikasi dari peningkatan konsumsi belanja masyarakat pada komponen transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel, yang berkaitan erat dengan perbaikan kinerja sektor pariwisata.

Dari perspektif kelompok sosial ekonomi masyarakat, konsumsi masyarakat kelas menengah yang berkontribusi sekitar 36% dari konsumsi nasional berpotensi melambat di tengah peningkatan pengeluaran namun pendapatan masyarakat kelas menengah tersebut belum mengalami penyesuaian karena penyesuaian Upah Minimum Provinsi (UMP) yang baru akan terjadi pada awal tahun 2023. 

Sementara itu, konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah ditopang dengan kebijakan bantuan sosial dari Pemerintah, sehingga harapannya dapat membatasi potensi kenaikan tingkat kemiskinan dan tingkat ketimpangan sosial. Namun, konsumsi masyarakat berpenghasilan tinggi cenderung masih solid yang juga terkonfirmasi dari belanja leisure.

Sekalipun kondisi perekonomian domestik cenderung cukup solid karena ditopang konsumsi masyarakat yang diperkirakan dampaknya terbatas dari risiko perlambatan ekonomi global, namun kondisi dari sisi produksi/lapangan usaha cenderung bervariasi di mana ada sektor-sektor ekonomi yang cenderung solid namun tidak sedikit juga sektor-sektor ekonomi yang sudah mulai mengalami dampak perlambatan ekonomi global. 

Laju pertumbuhan sektor pertanian, yang berkontribusi sekitar 13% dari ekonomi Indonesia, cenderung flat sekitar 1,6%, sementara itu sektor manufaktur yang proporsinya sekitar 18% dari ekonomi, tumbuh meningkat dengan laju pertumbuhan 4,8%. Dan sejalan dengan konsumsi masyarakat yang meningkat pada konsumsi leisure, kinerja sektor yang berkaitan dengan pariwisata seperti transportasi dan restoran&hotel mencatatkan pertumbuhan yang double digit.

Sementara itu, sekalipun sektor manufaktur menunjukkan kinerja yang positif, namun beberapa sektor manufaktur sudah mulai mengalami penurunan kinerja seperti industri rokok, karet, semen, furnitur dan tekstil. 

Sebagian dari industri yang mengalami penurunan kinerja didorong oleh peningkatan biaya produksi namun juga sebagian industri mulai mengalami penurunan permintaan global seperti tekstil dan furnitur akibat perlambatan ekonomi dari negara tujuan ekspor seperti Eropa dan Amerika Serikat. 

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa industri manufaktur yang berorientasi ekspor cenderung akan terkena dampak lebih besar dari resesi global. 

Selain itu, industri yang memiliki komponen bahan baku impor juga akan menghadapi kondisi yang berat sejalan dengan kenaikan harga bahan baku ditambah lagi dengan pelemahan nilai tukar Rupiah. 

Sementara itu, kinerja industri pengolahan logam dasar terutama nikel cenderung masih solid dan prospektif terindikasi dari laju pertumbuhannya yang tercatat double digit sejalan dengan investasi yang meningkat pada hilirisasi nikel yang salah satu hasil produksinya adalah baterai yang pada akhirnya merupakan komponen penting pada industri mobil listrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun