Mohon tunggu...
Josua Gesima
Josua Gesima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2

Seorang yang berkecimpung dalam Teologi, Filsafat, Ekonomi, Ekologi, dll.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gejala Fanatisme dan Ekstrimisme (2)

18 November 2022   20:27 Diperbarui: 18 November 2022   20:32 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Alam semesta yang dipelajari dalam kosmologi sebagai satu keseluruhan merupakan satu-satunya objek yang ada, dan di dalamnya manusia berada. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia sebagai pelaku pengetahuan juga menjadi batas pengetahuan. 

Beberapa tahun terakhir terkumpul data tagihan materi-energi skala besar sebagai berikut; 5% kandungan alam semestra adalah materi-energi kenvensional yang dapat diketahui dan amati melalui panjang-gelombang. 23% adalah materi gelap dingin (cold dark matter) alias dugaan-dugaan yang dapat dipresiksi. 

72% adalah energi gelap (dark energi). Hanya data 5% itulah yang mendukung kerangka konseptual, selebihnya adalah dakuan teoritis (knowledge-claim) dan disebut kekosongan pengetahuan untuk menjembatani jurang lebar antara teori dan observasi. Kata "gelap" menunjuk pada sesuatu yang sama sekali belum diketahui alias misteri karena belum dapat dijelaskan oleh kosmolog. Hipotesis energi gelap merupakan hasil dari keterbatasan jangkauan hukum-hukum fisika.

Supelli menjelaskan ada kemunginan untuk mengatasi keterbatasan ini. Ia menjelaskan bagaimana filsafat ilmu menggolongkan praduga metodelogis yang didasarkan pada intuisi personal sebagai elemen subjektif pengetahuan. Elemen-elemen menunjuk ke daya imajinatif manusia untuk melampaui keterbatasan pengindraan yang terhambat pada ruang dan waktu.

Pandangan Hume yang membatasi pengetahuan hanya pada pencerapan dan ide-ide berdasarkan pencerapan mendapat kritik dari Kant, hal ini menunjukkan bahwa apa yang diketahui tidak selalu berasal dari pencerapan. 

Pengetahuan adalah hasil kontribusi imajinasi terhadap apa yang dicerap dalam pengalaman indrawi. Filsafat manusia menjelaskan, bagaimana ketegangan antara keterbatasan pencerapan dan ketakterbatasan (upaya) pengetahuan menandakan kecenderungan manusia untuk memberi makna yang mengatasi keterbatasan cara pandang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun