Mohon tunggu...
Mawar Hitam
Mawar Hitam Mohon Tunggu... Pujangga dari Tepi Danau Sentani

Jika Tidak Bisa Menjadi yang Terbaik, Jadilah yang Berbeda

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Hidup Bangsa Maju: Cermin Nilai dalam Pepatah

15 Oktober 2025   05:24 Diperbarui: 15 Oktober 2025   05:24 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Filsuf (Sumber: Pinterest)

Setiap bangsa memiliki cara pandang hidup yang tercermin dalam pepatah dan wejangan turun-temurun. Dalam masyarakat negara-negara maju, pepatah bukan sekadar kata-kata, melainkan nilai hidup yang membentuk karakter kolektif, menentukan arah pembangunan, dan memperkuat fondasi sosial.

Di Jepang, pepatah "Nanakorobi yaoki" (tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit) bukan hanya semboyan, tapi menjadi semangat nasional. Bangsa yang pernah luluh lantak oleh perang ini mampu bangkit dan menjadi raksasa teknologi dunia. Bagi Jepang, kegagalan bukan akhir, melainkan peluang untuk memperbaiki dan bangkit lebih kuat. Mereka percaya bahwa ketekunan dan harmoni (wa) adalah kunci kesuksesan kolektif.

Sementara itu, Korea Selatan, negara yang dalam hitungan dekade berubah dari negara miskin menjadi kekuatan ekonomi dan budaya global, hidup dengan filosofi "Gosaeng kkeute nagi onda"  bahwa penderitaan akan berbuah manis. Rakyat Korea percaya pada pengorbanan generasi tua demi masa depan generasi muda, serta pentingnya memulai dengan tekad kuat seperti dalam pepatah "Sijagi banida".

Perancis, dengan warisan intelektual dan revolusinya, menjunjung tinggi "Libert, galit, fraternit"  kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Dalam pepatah mereka, kemajuan tidak diburu dengan gegabah, tapi diraih perlahan dan pasti: "Petit petit, l'oiseau fait son nid." Filosofi ini mencerminkan masyarakat yang menghargai proses, keadilan, dan kemanusiaan.

Filosofi hidup ini tidak hanya mengajarkan etos kerja atau semangat pantang menyerah, tetapi juga membentuk kepribadian bangsa: tekun, rasional, disiplin, inklusif, dan berpandangan jangka panjang. Inilah yang membedakan negara maju dari negara yang masih berkembang bukan hanya karena teknologi atau infrastruktur, tetapi karena jiwa dan cara berpikir rakyatnya yang dibentuk oleh nilai luhur.

Jika kita ingin membangun bangsa yang maju, barangkali kita harus mulai dari hal-hal kecil: menanamkan nilai-nilai hidup dalam keseharian, seperti dalam pepatah Jepang, Korea, dan Perancis ini. Sebab kemajuan bangsa bukan hanya soal angka ekonomi, melainkan cerminan nilai dalam tindakan setiap warganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun