Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Peran Ayah dalam Memberikan Pendidikan Seks Pada Anak

12 November 2020   22:35 Diperbarui: 13 November 2020   08:26 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Olya Adamovich dari Pixabay

"Sex education keeps our kids safe" -- NN

Seberapa penting memberikan pendidikan seks pada anak? Kutipan di atas sesungguhnya menjelaskan pentingnya pendidikan seks.

Masalahnya, dalam budaya masyarakat kita, membicarakan seks masih dianggap tabu. Padahal dengan memberikan pendidikan seks akan melindungi anak dari ancaman predator seks.

Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), agustus lalu melaporkan, sejak Januari hingga 31 Juli 2020 tercatat ada 4.116 kasus kekerasan pada anak di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, kekerasan seksual pada anak memberikan porsi terbesar. Tidak kurang dari 2.556 anak Indonesia telah mengalami kekerasan seksual.

Anak-anak memang mudah sekali menjadi korban kekerasan seksual. Kepolosan hati mereka kerap dimanfaatkan oleh predator seks memuaskan hasrat birahinya.

Tapi tantangan itu tidak hanya datang dari para orang dewasa. Teman sebaya pun patut diwaspadai agar mereka tidak jadi korban pelecehan dari teman mainnya.

Pornografi yang makin terang-terangan telah membuat mental anak-anak menjadi rusak. Besarnya akses pada internet, apalagi saat ini anak-anak sudah sangat akrab dengan perangkat digital, sangat mudah membuat mereka jatuh di sana.

Sebuah ungkapan baik menyatakan demikian, "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya".

Frase 'bodoh' pada kalimat itu menggambarkan bahwa kecenderungan anak-anak untuk terperosok ke perangkap kejahatan seksualitas sangat besar. Karena itu didikan yang baik sangat mereka perlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun