Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ajari Siswa Ubah Sampah Menjadi Barang yang Memiliki Nilai Guna

14 Maret 2025   22:23 Diperbarui: 14 Maret 2025   22:23 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa membuat penampang jantung. Dokpri 

Masalah sampah akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Segala hal yang kita beli pada akhirnya menjadi sampah. Apabila sampah itu berupa sampah organik masih bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Yang menyedihkan adalah jika sampah yang menumpuk adalah sampah anorganik.

Kegiatan memilih dan memilah sampah yang diajarkan di sekolah, belum tentu dipraktikkan di lingkungan rumah. Pembentukan karakter anak yang peduli pada lingkungan menjadi terhambat. Memang butuh kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk menyamakan persepsi tentang upaya pengurangan sampah.

Sebenarnya, di bangku sekolah, sejak tahun-tahun sebelumnya, sudah ada materi pelajaran pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, sekarang menjadi SBdP. 

Hal yang pernah saya laksanakan pada saat itu adalah memanfaatkan kardus bekas. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diajak berkreasi untuk membuat rak buku sederhana yang bisa diletakkan di pojok baca kelas.

Penampakan rak buku yang dibuat oleh kelompok yang berbeda. Dokpri 
Penampakan rak buku yang dibuat oleh kelompok yang berbeda. Dokpri 

Tentu saja kreativitas masing-masing kelompok akan berbeda. Justru itulah yang membuka pengalaman para siswa bahwa barang bekas bisa diolah menjadi barang yang memiliki nilai guna. Nilai guna itu sendiri bukan berarti bisa diuangkan. Jadi, para siswa perlu dididik bahwa mengubah nilai guna sampah menjadi barang baru, bukan berarti selalu bisa dijual. Barang baru itu cukup bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Contoh lainnya adalah penggunaan kardus bekas sebagai salah satu bahan untuk membuat hiasan dari kulit kerang dan sebagainya. Mereka bisa menempelkan kulit kerang pada kardus bekas yang sudah dipotong dengan ukuran tertentu. 

Hiasan yang dibuat dengan kardus bekas dan kulit kerang. Dokpri 
Hiasan yang dibuat dengan kardus bekas dan kulit kerang. Dokpri 

Berikutnya, penggunaan botol bekas untuk membuat penampang kerja jantung. Dalam pembuatan ini, juga dibutuhkan sedotan bekas serta balon. Untuk bahan yang berupa balon tentu saja jarang yang menggunakan barang bekas. Akan tetapi setidaknya botol bekas dan sedotan bisa menjadikan para siswa tahu cara kerja jantung setiap detiknya. Dengan pembuatan penampang jantung ini, para siswa akan juga mengingat bagian jantung, baik serambi kanan dan kiri serta bilik kanan dan kiri.

Siswa membuat penampang jantung. Dokpri 
Siswa membuat penampang jantung. Dokpri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun