Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Coretan Nama di Lembar Bukumu

15 November 2020   13:03 Diperbarui: 15 November 2020   13:29 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: penerbitdeepublish.com

Duduk di kelas yang sama saat kelas X dan XI adalah pengalaman berharga denganmu. Paling tidak, kita saling melengkapi meski bukanlah sepasang kekasih.

Aku sendiri tak pernah membayangkan bisa dekat denganmu. Kamu adalah siswa yang cerdas. Sementara aku adalah siswa yang masuk ke sekolah kita karena ada calon siswa yang mengundurkan diri. Artinya, aku dulunya calon siswa baru cadangan.

Rupanya nasib baik berpihak padaku. Kuyakin semua karena doa ibu. Sepanjang sepertiga malam ibu selalu shalat tahajud. 

Aku tak tahu sejak kapan ibu melaksanakan shalat tahajud itu. Yang jelas untuk melaksanakannya sangat berat. Harus bangun malam hari, di saat udara dingin dan mata rapat dipaksa untuk terbuka.

***

Tahun ketiga di sekolah ini kita pisah kelas. Ya karena kecerdasan beda. Kamu masuk kelas IPA dan aku di kelas IPS. Sebuah kenyataan yang dulu sudah kuperkirakan. Karena sejak kelas X dan XI kamu memang jago di mata pelajaran eksakta. Nah kalau aku bisanya hanya di mata pelajaran hafalan. 

Di kelas X dan XI aku benar-benar tergantung sama kamu untuk mengerjakan PR. Kalau tugas di sekolah ya sama juga sih. Heheheh. 

"Aku nanti pinjem catatan Sejarah-mu ya, Nis...", ucapmu sebelum Bu Indri memulai pelajarannya. 

"Siap, bosss...", ucapku sambil tertawa. Ah iya kamu pernah berceloteh iseng ketika aku tertawa katamu pipiku bolong. Kupukulkan pelan buku yang kupegang ke lenganmu.

"Ini lesung pipi tau!" Sungutku. Ganti kamu yang tertawa. 

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun