Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melatih Anak Mencintai Dunia Literasi (Baca-Tulis)

15 Juli 2020   13:28 Diperbarui: 15 Juli 2020   13:33 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: edukasi kompas.com

Dunia anak selalu ceria. Seceria mereka dalam kesehariannya. Diwarnai dengan bermain dan tawa. Namun sebagai generasi penerus bangsa, anak harus tetap dididik dan dilatih agar mau belajar dan mencintai dunia literasi. Demi masa depannya.

Sebagai orangtua atau pendidik harus kreatif agar anak dekat dengan dunia literasi. Selagi masih anak-anak, mereka harus dikenalkan dengan buku atau bacaan lainnya.

Seumuran anak TK dan awal SD (kelas bawah), bacaan yang menyenangkan harus disuguhkan. Penuh warna dan gambar dengan ukuran tulisan yang bersahabat bagi anak. Gambar dan warna akan membuat anak lebih tertarik untuk belajar. Karenanya banyak produksi buku untuk anak yang full gambar dan full colour.

Literasi bagi anak layaknya bagi remaja hingga orang dewasa. Tak hanya membaca, menyimak, mendengar, namun juga menulis. Anak-anak perlu dilatih menulis agar segala imajinasi kanak-kanak mereka bisa disalurkan dengan hal yang positif.

Orangtua atau pendidik harus mengawal dan mendampingi demi terciptanya generasi yang cinta literasi. Apa saja yang bisa dilakukan orangtua atau pendidik?

Pertama, mengajak anak untuk menggambar sederhana dari cerita atau kisah yang didengar atau dibaca.

Dalam tahap awal, sebelum anak lancar membaca, pasti anak sering diajak mendengar atau menyaksikan tayangan televisi. Bahkan sering dibacakan dongeng sebagai pengantar tidur. Dari kegiatan anak tersebut orangtua atau pendidik bisa meminta anak untuk menceritakan ulang kisahnya. Tentu dengan cara lisan. 

Menceritakan secara lisan, diupayakan dengan Bahasa Indonesia. Akan tetapi jika hal itu dirasa masih sulit, maka boleh dengan bahasa daerah. 

Misalnya saja anak menyaksikan film kartun Upin dan Ipin, Dora Emon, Spongebob dan sebagainya. Orangtua atau pendidik, pertama kali bisa menanyakan siapa tokoh yang ada dalam kartun. Baru kemudian menanyakan sifat atau peristiwa yang dialami dalam seri atau episode yang ditonton.

Jika anak kesulitan untuk menceritakan, bantu dan pandu secara pelan kepada anak untuk mengisahkannya. Bagaimanapun anak baru belajar mengemukakan atau menyampaikan hal yang dilihat atau dirasakan.

Ilustrasi petani yang menolong burung dan burung itu memberi biji semangka. Dokpri
Ilustrasi petani yang menolong burung dan burung itu memberi biji semangka. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun