Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rumah Tangga Bermasalah, Perhatikan Beberapa Hal Ini

31 Maret 2020   07:08 Diperbarui: 1 April 2020   02:00 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan berantem (Sumber: www.psychologytoday.com)

Sebagai manusia yang tidak pernah sempurna. Dalam menjalani kehidupan pun akhirnya akan mengalami jatuh bangun, baik dalam urusan pekerjaan, kemasyarakatan, maupun keluarga.

Jatuh bangun yang dialami manusia tentu merupakan sesuatu yang lumrah. Tak mungkin manusia selalu bahagia. Tak mungkin juga selalu menderita sepanjang hidupnya.

Hidup bagaikan roda yang berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Hanya perlu kesabaran dalam menjalani semua proses tersebut. Termasuk ketika seseorang telah berumah tangga. 

Impian ketika dalam masa pendekatan atau pacaran tidaklah seindah kenyataan. Ada banyak hal yang menyebabkan permasalahan demi permasalahan muncul. Bertengkar setiap hari tanpa solusi hingga membuat rumah bagaikan neraka.

Lalu bagaimana menyikapi permasalahan yang muncul dan muncul terus dalam kehidupan rumah tangga?

Utamakan komitmen sejak awal menjalin hubungan. Untuk menjaga komitmen setiap pasangan perlu mengingat dan mengenang ketika masa pedekate. 

Masa pedekate yang penuh perjuangan untuk saling memiliki. Ada rasa harap-harap cemas untuk mengetahui apakah perasaannya bertepuk sebelah tangan ataukah tidak.

Ketika ternyata cinta bersambut, kebahagiaan membuncah dalam hati. Senyum mewarnai wajah setiap hari. Seraya dalam hati berdoa dan berharap bisa saling menjaga hati dalam suka maupun duka.

Saya kira itu hal pertama agar setiap pasangan bisa menjaga komitmen. Ketika ternyata dalam perjalanan hidup berumah tangga ternyata pasangan kita tak seperti harapan maka saatnya saling menurunkan ego. Saling pengertian kuncinya. 

Setiap pasangan harus menyadari bahwa dirinya juga bukan malaikat yang selalu baik. Ada sisi baik dan buruk dalam diri seseorang. Sebagai pasangan seharusnya saling mengisi dan saling menutupi kekurangan satu sama lain. Hal buruk pasangan sebisa mungkin dikurangi dan pasangannya melengkapi dengan kelebihannya.

Ilustrasi: smartmama.com
Ilustrasi: smartmama.com
Apabila salah satu meributkan sesuatu, maka pasangannya jangan menambah masalah. Harus berkomunikasi yang baik. Utamakan komunikasi yang berkualitas dengan pasangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun