Kalau diperhatikan, akhir-akhir ini di berita online atau di televisi, tiba-tiba ada yang agamis. Apalagi kalau bukan karena dia terkena kasus tertentu. Tak hanya artis, politisi, pejabat dari tingkat bawah sampai pusat bisa terkena kasus ini.
Alhamdulillah. Berarti ada rasa takut pada Sang Khalik kalau begitu. Semoga tak hanya musiman. Ah... bicara mengenai musiman, pada sebuah desa X, baru ramai- ramainya mau pemilihan lurah.
Ada dua kandidat kuat yang akan bertarung untuk memperoleh kedudukan bergengsi di seluruh desa X. Masing- masing kandidat memiliki pendukung fanatik.
Ada saja untuk meraih simpati rakyatnya. Mungkin terinspirasi dari sebuah pesta demokrasi di sebuah negara yang makmur dan sejahtera di negeri seberang.
"Wah... njenengan sekarang lebih rajin ke masjid, pak..."
Pak Her ---yang merupakan salah satu kandidat lurah yang kuat--- tersenyum manis. Tak seperti biasanya.Â
Jauh sebelum dia mencalonkan diri sebagai lurah, jangankan ibadah sunah dan sodaqoh. Shalat lima waktu saja bolong- bolong. Malah shalatnya hanya dilakukan dua kali dalam setahun. Bisa ditebak, shalat Idul Fitri dan shalat Idul Adha. Sekarang berbalik seratus delapan puluh derajat.
"Iya. Sudah tua, pak Bun. Saya harus mulai berpikir untuk mencari bekal hidup kekal di akhirat..."
"Alhamdulillaah..." Pak Bun yang mendengar penuturan pak Her hanya manggut- manggut. Pak Her senang. Dalam hatinya dia membatin, "Aku mengincar kursi lurah itu...hahaha..."
**
Masa kampanye semakin memanas. Pendukung rival pak Her sering berkomentar miring. Mereka menilai kesholihan pak Her tidak tulus.Â