Aku dan mas Mumtaz duduk di teras rumah. Ya...aku lebih senang kalau mengobrol dengannya di teras. Mas Mumtaz pernah protes karenanya.
"Silakan saja mas di dalam rumah. Biar ditemani Husna. Aku di luar saja..." jawabku atas protesnya saat itu.
Mas Mumtaz terhenyak. Reaksiku ternyata di luar  dugaannya.Â
Pernah juga mas Mumtaz menanyakan alasanku. Tak kuungkapkan. Aku lebih suka menyimpan sendiri ketimbang mengatakan pada Mas Mumtaz.
Meski diliputi banyak pertanyaan, mas Mumtaz hanya mengikuti kemauanku.Â
**
Aku duduk di sisi kiri meja teras. Mas Mumtaz di sisi kanan. Aku masih diam. Tak tahu, apa yang akan kubicarakan dengannya setelah aku diprotes karena berfoto dengan muridku yang kini menjadi mitra kerja juga.
Kumemainkan jari di atas layar HP. Kumengecek pesan atau gambar- gambar dari hasil kegiatan hari ini. Sementara mas Mumtaz memandangiku. Ya...aku merasakannya. Namun aku tak peduli.
"Put, bisakah kamu letakkan HPmu sebentar saja..."
Aku menoleh ke arah ayah anakku itu. Kuhela nafas panjang. Kuletakkan HPku di atas meja.
"Put..."