Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pro-Kontra Gagasan Penghapusan UN

18 Maret 2019   12:29 Diperbarui: 3 Juli 2021   01:52 32891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam debat Cawapres semalam, Sandiaga Uno memberikan gagasan untuk menghapus UN karena membebani siswa. Setujukah para pendidik di tanah air? 

Setidaknya gagasan tersebut mengundang pro-kontra dan pernah digagas pula oleh Jokowi dalam kampanye pilpres sebelumnya. Terlepas dari hiruk pikuk dunia politik yang memanas akhir-akhir ini, saya mencoba mengamati pendapat para pendidik di tanah air. 

Pro Gagasan Penghapusan UN

Pendapat pro gagasan penghapusan UN dan diganti dengan penelusuran minat dan bakat, dikarenakan langkah ini siswa nantinya dinilai lebih terarah dan konkrit. Pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan bakat akan membuat siswa lebih bersemangat belajar dan mengejar kesuksesan di bidangnya masing-masing. 

Bisa dibayangkan bahwa para siswa memiliki kemampuan yang beragam, tak semua ahli matematika, Sains, seni dan sebagainya. Mereka punya kelebihan yang harus diasah sesuai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Pemaksaan atau menjejalkan beragam ilmu yang tak dikuasainya akan menyebabkan siswa malas belajar, gurupun kalang kabut mengejar materi pelajaran. 

Baca juga : Memotivasi Belajar Pasca Penghapusan UNBK

Orangtua juga kecewa dengan hasil belajar sang anak. Pemangku jabatan pun risau dengan capaian dunia pendidikan. Gurupun menjadi pihak yang disalahkan atas buruknya kualitas pendidikan. 

Coba kita lihat saja materi pelajaran anak SD sudah sebegitu sulit, mereka tak bisa memahami seluruh materi Tematik yang ditawarkan dalam Kurikulum. Orangtua dan wali siswa merasa kewalahan membimbing putra-putrinya. Ada kalanya siswa mampu dalam bidang Sains, ada yang jago di bidang seni,  olahraga.

Kenapa itu tak kita kembangkan? Bila anak sudah terarah belajarnya sesuai minat dan bakat maka mereka lebih mudah menerima materi pelajaran. Ibaratnya seorang yang bekerja sesuai passion maka akan lebih tekun bekerja. Belajar pun seperti itu. 

Memang pemberlakuan ujian bakat dan minat tak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Perlu disiapkan sekolah bakat dan minat yang bisa mengcover hasil ujian atau tes minat dan bakat. Pendistribusian guru pun perlu mendapat perhatian khusus.

Baca juga : Pendidikan Tidak Hanya Soal Penghapusan UN Saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun