Di sebuah taman mawar yang luas, terdapat keluarga kupu-kupu. Mereka terbang ke sana-kemari. Hinggap dari satu mawar ke mawar lainnya. Berharap bisa menikmati manisnya madu pada mawar- mawar yang sedang bermekaran.
" Manis sekali madumu, mawar cantik...", Ucap kupu-kupu.
" Iya. Aku tiap hari disirami Pak Tohir. Dulu tanah tempat aku berdiri ini juga diberi pupuk. Biar aku subur dan cepat berbunga...", Jawab Mawar cantik itu.
" Bolehkah aku tiap hari minta madumu hai, mawar?"
" Boleh saja, kupu-kupu. Kau boleh menikmati madu sesukamu asal kau minta izin dulu kepadaku". Kupu-kupu itu sangat bahagia. Dia bisa kenyang dengan menikmati madu mawar yang baik hati itu.
" Tetapi aku punya syarat lain, kupu-kupu..."
" Syarat apa, mawar?"
" Kalau kau bertelur dan telurnya berubah menjadi ulat, daunku jangan kau habiskan ya. Biar aku tetap cantik..."
" Oke, mawar..."
***
Akhirnya kupu-kupu bertelur di sekitar taman. Kebetulan di sana ada beberapa pohon jati yang hijau. Tak berapa lama telur- telur kupu-kupu itu menjadi ulat. Tetapi ulat-ulat itu khawatir bila setelah berubah menjadi kepompong maka manusia akan memburunya.
" Kita hidup di tempat orang yang suka makan kepompong. Kita harus bagaimana ya...?", Tanya salah satu ulat.