Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

Situs Candi Dengok, Peninggalan Kerajaan Majapahit di Gunungkidul

7 Desember 2018   14:36 Diperbarui: 7 Desember 2018   15:54 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Situs Candi Dengok  begitu asing di telinga saya. Situs ini terletak di dusun Dengok Lor,  desa Pacarejo, kecamatan Semanu.

Saya mengetahui nama itu ketika diajak suami untuk syawalan keluarga besar instansi kerjanya pada 14 Juli 2016. Di sebelah selatan jalan raya terdapat papan nama Situs Candi Dengok.

Saya penasaran dan tanya ke suami. Apakah dia sudah pernah ke situs itu ataukah belum. Dia bilang belum pernah. Terus saya  mengajaknya ke situs itu selepas acara syawalan.

Semula hanya saya, suami dan dua anak saya saja yang mau ke sana. Tetapi akhirnya teman suami ada yang ikut juga. Pak Narjo namanya.

Untuk menuju ke Situs ini, dulunya, kondisi jalan cukup rusak dan tak ada plang penunjuk arah ke situs tersebut. Alhasil kami bertanya berkali-kali kepada penduduk setempat. Mirisnya malah ada penduduk yang tak mengetahui keberadaan situs tersebut. Haduh... Dalam hati saya berpikir pasti ada sesuatu yang membuat situs ini tak dikenal, bahkan oleh penduduk setempat.

Dengan berbekal tanya ke penduduk lainnya, akhirnya kami sampai juga di Situs Candi Dengok. Dalam bayangan kami situs tersebut lebih terawat dan rapi dibandingkan dengan situs Gondang yang berada di lingkungan desa kami. Dalam pikiran kami karena nama situsnya menggunakan kata Candi pastilah kondisi situs layaknya candi lainnya.  

Ternyata sesampainya di sana, kami agak kecewa juga. Situs tersebut tak ubahnya runtuhan candi. Batu-batu candi tersebar, tak beraturan. Pada tengah batuan yang berserakan terdapat pohon besar yang dianggap memiliki kekuatan mistis dan digunakan para warga untuk upacara adat.

Pada lokasi situs terlihat sepi, bahkan situs ini tak diberi pagar. Yang dipagari malah pohon besar di tengah-tengah situs. Petugas yang menunggu situs pun tak ada. Informasi tentang keberadaan situs hanya lewat orang yang tinggal di sekitar situs. Papan informasi pun sangat minim. Hanya ada satu papan informasi, itupun tak menceritakan secara jelas sejarah Candi Dengok.

Pada sisi sebelah selatan situs terdapat peninggalan sejarah berupa lingga. Lingga merupakan lambang dewa kesuburan pada ajaran Hindu. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa situs Candi Dengok merupakan peninggalan masa Hindu di Gunungkidul, tepatnya ketika Gunungkidul berada dalam wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit.

Ah...saya yang dewasa saja kecewa dengan kondisi situs tersebut, apalagi anak-anak. Saya hanya memberikan pengertian kepada anak saya bahwa dulu di tempat itu ada candi terus rusak karena ulah manusia. Dulu di situs Candi Dengok itu terjadi penjarahan dan arca Nandi dan Durga dibawa kabur sehingga yang tersisa hanya puing-puing runtuhan candi. Oleh karenanya anak-anak saya beritahu agar selalu menjaga peninggalan sejarah baik situs, cagar budaya, museum dan sebagainya.

Semoga kelak mereka menjadi generasi yang selalu menjaga kelestarian situs atau cagar budaya dan peninggalan bersejarah lainnya. Semoga mereka bisa menunjukkan rasa cinta tanah airnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun