Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Otot dan Otak Bangsa Ini Sedang Terhina

8 Agustus 2014   17:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:04 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita sedang terhina, baik otot maupun otak. Bukan salah orang/bangsa lain, tetapi kitalah yang sedang menghina otot maupun otak kita.

Keterhinaan otot jelas tergambarkan dari keterpurukan prestasi olah raga. Sulit menyebutkan meski hanya satu saja bidang olah raga dimana bangsa ini masih unggul. Lantas akan ada yang protes, masa sih bidang olah raga dibuat menjadi acuan keterhinaan suatu bangsa?.

Tentu saja dapat dan relevan. Sebab prestasi olah raga pastinya berkaitan dengan tingkat kesehatan (berarti terkait dengan tingkat gizi dan kedisplinan berkonsumsi), tingkat kedisplinan, daya juang, dan terutama tingkat sportivitas. Di samping juga manajemen organisasi yang baik dan jujur.

Ini adalah bangsa yang menghabiskan ratusan miliar batang rokok saban tahun (maka orang terkaya di negeri ini adalah pengusaha rokok). Masyarakat sedang dibombardir dengan iklan-iklan makanan dan minuman instan dan artifisial (penuh kebohongan dan pemerintah kurang/tidak peduli) yang memang praktis dan lezat, soal kandungan gizi dan mineral terutama dampak jangka panjang itu menjadi urusan nomor sekian.

Atlet berprestasi pasti memiliki bukan sekedar displin waktu, tetapi displin hidup. Maka jika dari hampir tiga ratus juta manusia di nusantara ini tidak dapat dikumpulkan hanya 22 orang yang berbakat dan memiliki displin hidup, membentuk sebuah tim sepak bola yang mampu bersaing di tingkat dunia, artinya pasti ada sesuatu yang salah.

Malaysia yang berpenduduk hanya puluhan juta, tetapi satu Perguruan Tinggi mereka yaitu Universitas Kebangsaan menghasilkan 17000 publikasi internasional setiap tahun. Jumlah itu jauh lebih banyak dari jumlah publikasi internasional dari seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia yang berpenduduk hampir tiga ratus juta jiwa. Jika ini tidak membuat gelisah, artinya memang bangsa ini sudah mati rasa.

Ini adalah gambaran vulgar tentang keterhinaan otak.

Jadi, ya memang masih begitulah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun