Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semoga Aku Tetap Waras

31 Januari 2022   20:50 Diperbarui: 31 Januari 2022   21:04 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Covid-19 menciptakan keletihan dan kebosanan yang luar-biasa. Bukan lagi sekedar keletihan fisik, bukan sekedar keletihan pikiran, tetapi sudah menyentuh keletihan jiwa. Sangat banyak tubuh saat ini dihuni oleh roh-roh yang keletihan. Bayangkanlah, bahkan roh sudah mengalami keletihan...... hidup yang berat buat tubuh.

Sangat menyejukkan saat mantan menkes Ibu Siti Fadillah dengan cara yang sangat sederhana menjelaskan sifat dasar virus, yaitu bahwa virus yang gampang menular daya bunuhnya atau daya rusaknya rendah. Maka semestinya varian omicron tidak perlu membuat takut apalagi panik.

Tetapi dokter dari gugus tugas mengatakan lain. Varian omicron berpotensi meningkatkan angka kematian, katanya. Tetapi dokter itu juga sambil mengingatkan bahwa ciri-ciri infeksi omicron sangat dekat (mirip) dengan flu biasa. Lalu tiba-tiba terciduk seorang dokter yang menyuntikkan vaksin kosong ke anak-anak. Bah ... ngeri kali ... eh bangsat kali dokter ini.

Kabar dokter yang menyuntikkan vaksin kosong sangat mencemaskan saya. Pasalnya ketika anak saya yang umurnya 6 tahun disuntik vaksin kedua, orangtua tidak diijinkan ikut mendampingi. Nah .... dan byaaarrrrr .... sudah mulai diberitakan munculnya varian omicron lokal, tetapi ciri-cirinya belum dijelaskan, dan entah kapan akan dijelaskan.

Modarrrr ......

Virus tidak jahat dan juga tidak baik, virus hanya tidak peduli, virus apapun itu. Yang jahat dan menjadi bangsat setan bertanduk adalah manusia-manusia yang menggunakan wabah untuk mengumpulkan cuan sebanyak-banyaknya.

Derita makin bertambah-tambah. Bayangkan sepanjang hari (31 Januari 2022) saya kelayapan di hampir semua toko swalayan di Jakarta Timur sekedar membeli minyak goreng. Ajaib sekali, minyak goreng hilang dari semua rak swalayan. Kekesalan memuncak saat saya mengetahui bahwa di Indonesia terdapat 14,3 juta hektar lahan sawit produktif, bah minyak goreng kosong? ,..... pasti ini permainan. Semoga kelangkaan minyak goreng memicu kesadaran bahwa ladang sawit tidak dalam kendali kita, tetapi kendali ada di tangan Malaysia. Jangan bicara kedaulatan di kebun sawit.

Siapakah yang mengobral ijin-ijin persawitan ini? ... ada yang tau?

Sebelum kelangkaan minyak goreng menerpa, kelangkaan batubara sudah lebih dahulu melanda negeri ini, hampir membuat Indonesia gelap-gulita tanpa listrik. Keajaiban dari peristiwa ini adalah seperti ini : sepanjang tahun 2021 PLN membutuhkan 119 juta ton batubara untuk menghidupkan sejumlah pembangkit. Sementara itu sepanjang tahun 2021 produksi batubara di Indonesia mencapai 606 juta ton. Nah lihatlah ketololan yang terkandung di dalam peristiwa kelangkaan ini, ketololan yang luarbiasamenyundul langit.

Aku berdoa semoga diriku bisa bertahan tetap waras dikepung oleh berita berita ketololan yang sangat mendungukan dan membodohkan......

Bagi yang tidak punya logika, skip aja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun