Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dikotomi Partai Allah dan Partai Setan

17 April 2018   16:11 Diperbarui: 17 April 2018   17:54 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dunia dipenuhi dikotomi dan dualisme. Dikotomi Tuhan -- setan, kapitalis -- sosialis, idealis -- oportunis, kaya -- miskin, baik -- jahat, cantik -- jelek, dan sangat banyak macam lainnya. Ketika Pak Amien Rais mengangkat dikotomi Allah -- setan ke jagad kepartaian, sebenarnya itu hanya seupil dari sekian banyak dikotomi di dalam hidup di dunia ini.

1. Mana Partai Allah?

Partai Allah tentu tidak boleh dimaknai sebagai partai milik Allah, partai setan juga begitu. Partai Allah lebih bermakna sebagai sebuah partai yang seluruh kader dan anggotanya berjalan, bertindak, dan berbuat berazaskan "kasih" Allah. Sementara itu, seluruh kader dan anggota partai setan bertindak, berjalan, dan berbuat berazaskan "dengki" setan.

Tentu tidaklah memadai menempatkan sebuah partai menjadi partai Allah atau partai setan hanya berdasarkan apa yang tertulis atau ditulis pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, tetapi lebih tepat jika menggunakan kriteria tindakan dan perbuatan dari seluruh kader dan anggota sebuah partai, seluruhnya tanpa kecuali.

Kasih jauh lebih tinggi dari cinta. Cinta bisa membutakan, kasih selalu mencerahkan. Cinta bisa mengurung dan memenjarakan, kasih selalu membebaskan. Cinta bisa hanya searah, kasih selalu ke segala arah. Cinta bisa memecah belah, kasih selalu mempersatukan. Cinta bisa memicu perang, kasih selalu mendamaikan. Cinta bisa memabukkan, kasih selalu menyadarkan. Implementasi keilahian harus melalui kasih, tidak cukup sekedar cinta.

Nah, hentakan yang dilontarkan pak Amien Rais bukan tentang dikotomi partai Allah -- partai setan, tetapi adalah jawaban dari pertanyaan ikutannya, yang mana partai Allah? karena jawabannya adalah "tidak ada". 

Partai yang anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya terlihat agamis dan bagus, tidak layak dikategorikan partai Allah, apabila satu orang, hanya satu orang saja, dari kader dan anggota partai, terlibat skandal korupsi, korupsi receh atau mega skandal. Sebutkan sebuah partai yang mendapat kursi di lembaga legislatif, yang tak satupun kadernya bermasalah dengan KPK, jawabannya "tidak ada".

Saya tidak hendak menggunakan azas dikotomi, jika partai Allah tidak ada, maka semua partai adalah partai setan, bukan begitu. Saya hanya menganut azas bahwa semua partai peserta pemilu adalah partai politik, itu saja tanpa embel-embel.

2. Evolusi Setan

Cara kerja setan itu evolutif, disesuaikan pada perkembangan spiritualisme manusia. Dahulu kala setan menjerumuskan manusia dengan ancaman, tetapi nabi yang diturunkan membuat ancaman setan mental kurang greget. 

Ancaman meledakkan gunung, membangkitkan tsunami, menyebarkan tornado, banjir bandang, epidemi penyakit, itu cara kerja setan zaman baheula, setan junior yang minim pengalaman, setan yang ketinggalan kereta zaman. Semua ancaman itu mudah ditangkal, hanya dengan ilmu pengetahuan.

Setan berevolusi, cara kerjanya meningkat dari ancaman menjadi godaan. Godaan ternyata lebih sulit ditangkal dibandingkan ancaman. Godaan mengandung kenikmatan personal yang luar biasa nikmat, yang dapat melamuri mata manusia menjadi gelap gulita. Tetapi Tuhan menurunkan firman yang menjadi tuntunan mengelakkan diri dari godaan setan jahanam, godaan yang nikmat.

Setan berevolusi lagi menuju kecanggihan kerja yang sangat menipu dengan kemunafikan tingkat habis: Memanfaatkan firman yang ada, setan turut berkhotbah tentang firman Allah. Seperti itulah realitas setan yang mesti kita hadapi saat ini, karena itu sangat sulit ditangkal.

Pengkhotbah zaman dahulu selalu bertindak dan berperilaku selaras dengan isi khotbahnya. Zaman now, siang berkhotbah tetapi malam gentayangan entah ke mana atau entah di mana. Pengkhotbah zaman dahulu tidak ada yang menjadi kaya raya, pengkhotbah zaman now banyak yang memiliki aset miliaran rupiah. Pengkhotbah zaman dahulu tanpa tarif, zaman now tarif sekali tayang bisa ratusan juta rupiah.

Bukan hendak mengatakan bahwa pengkhotbah yang kaya raya itu salah, pengkhotbah yang bertarif itu salah, sebab menjadi kaya bukanlah dosa. Tetapi cara menjadi kaya dapat menjadi dosa, itu saja.

Cara kerja setan jaman now begitu halus menyamar dan sangat senyap menyelinap sehingga dapat membuat manusia merasa berjalan di jalan Allah, padahal sesungguhnya sedang berpelukan mesra dengan setan. Itu membuat setan jaman now sangat sulit dikenali, karena itu sangat sulit ditangkal. 

Tingkat kehati-hatian dan kecermatan manusia sekarang harus jauh lebih tinggi dari manusia jaman baheula. Setan jaman now jauh lebih canggih dari pada setan zaman baheula, yang sekarang dapat menyusup ke jaringan menjangkau setiap sudut kehidupan di setiap saat bahkan pada setiap tarikan nafas.

Be Carefull ...... sangat full.

3. Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada pak Amien Rais, dikotomi partai Allah -- partai setan menyadarkan saya akan sebuah situasi yang mencekam, yaitu ketiadaan partai Allah di negeri ini. Semoga kesadaran seperti ini menyebar luas dengan segera, agar sesegera mungkin kita mengevaluasi dan lalu melakukan perbaikan.

Pengakuan baik bagi jiwa, tanpa pengakuan tidak ada pertobatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun