Mohon tunggu...
Jonnevan Chandra
Jonnevan Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar di Kolese Kanisius

Senang menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sisi Gelap Pakaian Daur Ulang: Konsekuensi Tak Terlihat dari Pilihan Ramah Lingkungan Kita

17 April 2023   18:13 Diperbarui: 17 April 2023   18:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sampah plastik masih menjadi permasalahan global. Setiap kali kita pergi, kita melihat sampah plastik berserakan. Inilah alasannya mengapa brand-brand baju seperti H&M sedang berusaha untuk mendaur ulang plastik tersebut untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai guna, contohnya, baju. 

Cara untuk membuat baju daur ulang ini pun cukup mudah. Botol plastik akan dipecah-pecahkan menjadi serpihan lalu dilelehkan dan dijadikan pelet plastik. Kemudian, ini akan dilelehkan kembali dan setelah akan melewati mesin crimping. Ini akan menghasilkan tekstur plastik yang lembut seperti wol---poliester daur ulang. 

Sekali lihat sih memang baju daur ulang lebih bagus daripada baju dari poliester murni (yang terbuat dari bahan bakar fosil). Namun, apakah baju daur ulang segitu bagus? 

Baju daur ulang berdampak buruk bagi lingkungan karena dia mengeluarkan mikroplastik saat dicuci. Mikroplastik ini berdiameter lebih kecil dari 5mm atau berpotensi mikroskopis. Ini nanti akan mengalir ke lautan kita, hingga tanah kita. Alhasil, kita mungkin mengkonsumsi mikroplastik ini dari ikan yang kita makan. Permasalahannya adalah brand baju seperti H&M tutup mata untuk permasalahan seperti ini. Lebih buruk lagi, mereka berniat memproduksi lebih banyak pakaian ini --- tidak peduli dengan konsekuensi mikroplastik ini.

Selain itu, mendaur ulang botol plastik untuk membuat pakaian menutup lingkaran daur ulang. Botol plastik terbuat dari PET --- polietilen tereftalat --- yang merupakan plastik kuat dan ringan yang dapat didaur ulang berkali-kali. Dengan menggunakan PET untuk membuat pakaian ini membuat PET tidak dapat didaur ulang lagi. Yang lebih buruk adalah merek fesyen seperti H&M berencana untuk meningkatkan penjualan mereka --- menyebabkan lebih banyak PET tidak dapat didaur ulang lagi. Lebih buruk lagi, dikatakan bahwa permintaan botol daur ulang mungkin lebih signifikan daripada pasokannya.

Namun, tidak bisa dipungkirkan bahwa pakaian daur ulang juga berdampak positif bagi lingkungan. Pakaian daur ulang membantu mengurangi limbah botol yang dibuang ke TPA. Ini juga mengurangi racun yang dilepaskan ke udara saat membakar sampah plastik. Dibandingkan dengan poliester murni, penggunaan poliester daur ulang menghasilkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 25-70%. Menggunakan poliester daur ulang dalam produksi pakaian mengurangi kebutuhan akan poliester murni, yang berasal dari bahan bakar fosil, sehingga mengurangi ketergantungan kita pada minyak asing.

Mendaur ulang pakaian memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan. Meskipun dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan bahan bakar fosil, hal itu menyebabkan masalah mikroplastik yang akan merusak lingkungan kita. Tidak ada pakaian seperti itu yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, kita perlu membeli lebih sedikit pakaian baru untuk memperbaiki lingkungan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun