Mohon tunggu...
Jon Kadis
Jon Kadis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hobby baca, tulis opini hukum dan politik, sosial budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang yang Tidak Boleh Dibantah dalam Perjalanan Hidup Ini

27 April 2023   09:48 Diperbarui: 27 April 2023   18:43 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunset di Waterfront, Labuan Bajo, Komodo, Flores, NTT (dokpri)

Suatu saat kebetulan saya berjumpa seseorang di sebuah toko kecil, komputer, di Denpasar - Bali. Usianya ditakdirkan hampir sama dengan saya. Ia datang ke toko itu membawa laptop untuk diperbaiki. Saya ke toko itu juga dengan tujuan yang sama. Saya banyak diam. Ia juga begitu. Duduk berdampingan dalam jarak 2(dua meter). Ia tampak sehat, segar.

Terjadilah percakapan untuk mengisi waktu tunggu. Perkenalan diri singkat. Saya hanya perkenalkan diri sebagai penjual alat terapi kesehatan. Intinya, sekilas apa yang dikerjakan sebelum dan saat ini. Ia juga tidak memberitahukan banyak. Hanya bilang bahwa usahanya saat ini adalah laundry. No more! Tampak tenang, biasa-biasa saja.

Lalu entah kenapa, ngobrol hal lain. Tentang bagaimana berpikir & bersikap dalam hidup ini. Bahan percakapannya yang tak pernah saya lupakan hingga kini adalah, "orang-orang yg tidak boleh dibantah dalam hidup ini. Sikap itu adalah pintu terbuka, kesempatan atau peluang untuk maju, bahkan akan menempati status "tidak dibantah" berikutnya. Saya menunjukkan sikap mau mendengar.

Ia sebut pihak yang tidak dibantah itu adalah: Raja (Pemimpin, termasuk orangtua, suami/istri), Atasan, Mitra kerja, dan Orang Dungu serta Orang Gila.

Ia tampak happy dengan pikiran & sikap hatinya itu. Terkesan ia mengalami kebebasan jiwa & raga. Kesan itu terasa seperti magnet dahsyat sehingga saya memutuskan untuk turut berada di dalamnya. Kami ngobrol terus, bla bla bla. Saat pamit, saya ucapkan 'terimakasih' kepadanya. Setelah itu tak pernah lagi jumpa dengannya hingga kini. Meski begitu, serasa saya ada bersamanya dengan pikiran & sikap hati itu hingga hari ini.

Ia pulang duluan. Naik sepeda motor. Setelah ia pergi, saya bertanya kepada tuan toko, "Siapa orang itu?".

Tuan toko mengatakan, sambil ia bekerja utak atik komputer, sebagai berikut : "Bliau mantan TKI di Eropa, tepatnya di Italia 30an tahun. Ia langganan komputer saya, bertahun-tahun. Ia tak pernah ke lain toko. Tinggalnya cukup jauh dari sini. Dulu bekerja di kapal pesiar keliling dunia. Semula sebagai cleaning service, laundry dalam kapal, kemudian kepala unit, lalu super viser. Setelah 10 tahun TKI, ia balik ke Indonesia., sekolah pelayaran, dapat ijazah Kapten Kapal. Kemudian ia TKI lagi ke kapal pesiar itu. Dalam perjalanan karier, statusnya terus naik, jadi co-Kapten, kemudian jadi Kapten Kapal. Setir itu kapal pesiar keliling dunia. Sampai pensiun, lalu balik ke kampungnya, di Bali. Bliau orang berpendirian, berpikir positif, biasa-biasa saja, orang bebas & bahagia". "Punya istri dan 3(tiga) orang anak", tutupnya.

Lalu saya pamit pulang. Di rumah saya buka kembali halaman buku motivasi. Apa yang dikatakan mantan TKI itu tak jauh beda dengan isi buku itu.

***Orang yg mau menuju sukses itu, pakai signal pikiran dan hati untuk mengikuti rambu2 jalan kehidupan. Dan rambu2 itu berada pada orang yang tidak boleh dibantah** *.

Sambil seruput KOPI KEBEBASAN di Labuan bajo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun