Surabaya, 2 Mei 2025. Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si seorang Dosen Keperawatan Gerontik di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Menyatakan bahwa peran Ultrasonografi (USG) sangat membantu para perawat untuk menegakan diagnosa keperawatan seperti:Â
1. Â Nyeri akut / kronis b.d kompresi tulang belakang akibat osteoporosis d.d nyeri kronis tulang belakang
2. Gangguan mobilitas fisik b.d keterbatasan rentang gerak akibat osteoporosis d.d keroposnya tulang
3. Resiko cidera d.d kehilangan masa tulang akibat osteoporosis d.d nyeri kronis dan penurunan densitas tulang
Dari ketiga Diagnosa keperawatan ini sangat diperlukan penguatan untuk menegakan agar tidak salah dalam pembuatan rencana tindakan dan implementasi kepada pasien. Bila terjadi kesia-siaan intervensi keperawatan, sudah bisa dihitung kjerugian pasien dan perawat itu sendiri secara profesional, maka peran Ultrasonografi (USG) bagi perawat adalah penting.Â
Pengukuran status mineral tulang dapat menjadi alat yang berguna dalam mengidentifikasi para lansia yang berisiko tinggi terkena osteoporosis. Absorptiometri sinar-X energi ganda dan tomografi terkomputasi kuantitatif perifer dapat digunakan untuk tujuan ini, tetapi paparan radiasi pengion merupakan faktor pembatas untuk studi pencegahan pada populasi lansia yang sel selnya telah rentan.
 Dalam beberapa tahun terakhir, metode ultrasonografi kuantitatif telah dikembangkan untuk menilai status mineral tulang di beberapa lokasi rangka perifer seperti kalkaneus, falang tangan, dan tibia. Teknik USG ini aman, mudah digunakan, bebas radiasi, dan perangkatnya portabel, sehingga sangat cocok untuk menilai status mineral tulang pada para lansia yang beresiko osteoporosis senilis. Tinjauan ini akan berkonsentrasi pada prinsip metodologi utama USG dan variabel Kuantitatif Ultrasound yang diperoleh dari penerapannya pada jaringan tulang, perbedaan teknis dan kinerja metode Kuantitatif Ultrasound, faktor-faktor yang memengaruhi pengukuran Ultrasound, data normatif dan hasil yang diperoleh pada lansia dengan gangguan pertumbuhan atau yang terkena gangguan metabolisme tulang dan mineral, termasuk penilaian risiko patah tulang.
Ultrasound kuantitatif merupakan metode yang relatif baru dan non invasif untuk memperkirakan status mineral tulang pada kerangka perifer. Selain kepadatan tulang, metode Ultrasound kuantitatif memberikan beberapa informasi struktural, yang mungkin penting dalam menentukan risiko patah tulang. Teknik Ultrasound kuantitatif aman, mudah digunakan, dan hemat biaya; perangkatnya portabel, hanya butuh beberapa menit untuk melakukan pengukuran, dan bebas radiasi. Karakteristik ini khususnya diindikasikan untuk menilai status mineral tulang pada lansia.
Meskipun keuntungannya terbukti, penggunaan Ultrasound kuantitatif masih kontroversial. Faktanya, terdapat skeptisisme umum tentang penggunaan teknik Ultrasound kuantitatif untuk menilai status mineral tulang karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme fisik ultrasonografi dalam menilai karakteristik tulang, keragaman teknologi di antara perangkat Ultrasound kuantitatif, penggunaan variabel Ultrasound kuantitatif yang berbeda untuk memperkirakan status mineral tulang, dan kesulitan untuk membandingkan hasil yang diperoleh oleh perangkat Ultrasound kuantitatif dengan yang diperoleh oleh teknik densitometri berbasis sinar-X. Penelitian terkini telah mengklarifikasi sebagian besar aspek ini yang mengarah pada penerapan klinis metode Ultrasound kuantitatif dalam sejumlah besar gangguan.
Dunia keperawatan sangat penting untuk melakukan pelatihan USG tersebut agar mengurangi kesalahan dalam menegakan diagnosis keperawatan yang akan dibangun.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI