Mohon tunggu...
Maizon Putra
Maizon Putra Mohon Tunggu... Guru - Manusia pembelajar

Pendidikan Luhur Modal Keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat Terbuka buat Prabowo

19 April 2019   15:08 Diperbarui: 20 April 2019   00:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bengkulu, 14 Sya'ban  1440 H

Assalamualaikum Warohmatullahi  Wabarakatuh

Selamat siang Pak Prabowo, siang ba'da sholat Jum'at  ini Bengkulu 33 C , agak panas ,  walaupun cuaca panas harapan saya bapak dalam kesejukan dan kedamaian menyertai  bapak di  Jakarta. Tidak lupa pula kesehatan dan kekuatan diberikanNya  kepada Bapak.Maklum saja pak, beberapa bulan ini tenaga fikiran bapak sangat sangat super terforsir,  InsyaAllah kalau kebenaran dan kejujuran ada pada negeri  yang kaya ini sebentar lagi akan di pimpin oleh seorang yang  jujur dan adil diberikan kesehatan dan kekuatan, Amin.

Pak,...

 Dalam menulis surat ini, di pojok yang sangat sempit, dibawah tali jemuran, pada saat otak saya terkungkung dalam ruang , bidang dan  dimensi kecil hanya berkias padamu Prabowo.

Pak Prabowo yang saya hormati,

"Ketimpangan Ekonomi dan Politik yang Kejam" (MTT). Saya tidak akan menjelaskan secara gamblang tentang kutipan dari MTT itu,saya paham anda adalah seorang kutu buku, namun ini semua saya lihat sekarang terjadi di Negara yang katanya kaya, dan berdaulat ini.

Pak, saya bukan orang susah yang akan mengadukan kesusahan padamu, tidak. dan bukan juga orang kaya bergelimang harta dan kedudukan , tidak pak, saya hanya mampu memberikan sekardus botol air mineral pada saat  warga Bengkulu meneriakkan namamu.Akantetapi saya melihat mereka mereka yang susah didepan mata dan kepala saya sendiri, dan dengan mata dan kepala ini juga saya lihat sikaya itu.

 Saya hanyalah seorang guru yang melihat kedunguan yang terpelihara rapi dan tersistematis yang harus dijalani di negeri ini, jangan kan saya, Ki Hajar akan meratap sedih melihat ini semua. Nusantara telah saya kunjungi tak saya temukan lagi Omar Bakri, guru jujur berbakti, yang ada hanyalah guru bermateri. Termasuk saya yang harus terkungkung dengan kedunguan ini. Kemudian lahirlah generasi generasi siap PHK, generasi calon Penganggur, generasi Calon Koruptor, generasi Tukang pukul, generasi calon Pembantu.

JIka Penguasa langit dan bumi berkehendak sebentar lagi kau akan berada di rumah putih yang mewah itu, jangan kau duduk dam diam lagi macanku.Mengaumlah, burulah dan jikalau perlu potonglah dengan taringmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun