Mohon tunggu...
Jonathan Saleh
Jonathan Saleh Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Persatuan dengan Perjuangan Kooperatif Indonesia dalam Melawan Penjajahan Jepang

24 Maret 2023   09:57 Diperbarui: 24 Maret 2023   10:37 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Persatuan bangsa adalah kondisi di mana semua pihak memperjuangkan satu hal yang sama secara bersama-sama. Selama masa penjajahan Belanda, perjuangan Indonesia masih bersifat kedaerahan. Bahkan hingga masa penjajahan Jepang, perjuangan yang bersifat kedaerahan seperti perjuangan rakyat Aceh masih menjadi strategi utama dalam melawan penjajah (Firdaus et al., 2020). Walaupun perjuangan kedaerahan mampu menewaskan banyak serdadu penjajah, hal itu tidaklah cukup untuk meraih kemerdekaan sebab kekuatan penjajah terlalu besar. Perjuangan kedaerahan justru mendatangkan penderitaan yang lebih berat seperti hukuman seumur hidup atau bahkan hukuman mati bagi para pejuang PETA (Sulistiyowati, 2020). Jika ditelaah, kegagalan dari perjuangan kedaerahan adalah hal yang wajar, sebab perlawanan ini dilakukan oleh satu daerah melawan satu negara penjajah yang selain lebih besar populasinya, lebih maju juga teknologi perangnya. 

Dalam perjuangan melawan penjajahan Jepang, Indonesia mengambil pendekatan baru dalam memperjuangkan kemerdekaan yakni perjuangan kooperatif. Perjuangan kooperatif merupakan perjuangan yang tidak melibatkan agresi melainkan melakukan kerja sama dengan penjajah. Menurut saya, perjuangan kooperatif lebih baik ketimbang perjuangan dengan agresi karena perjuangan ini meminimalisir penderitaan korban perang serta lebih efektif untuk dilakukan. Perjuangan kooperatif dapat dikatakan lebih efektif karena perjuangan ini tidak mewakili satu daerah saja, melainkan satu negara sehingga terjadilah persatuan.

Perlu diketahui, tujuan utama dari Jepang dalam menjajah Indonesia adalah untuk mengatasi berbagai masalah seperti keterbatasan SDA dan prajurit (Ishak, 2012). Masalah-masalah tersebut harus segera diatasi karena Jepang sedang berperang melawan Sekutu. Oleh karena itu, Jepang melakukan penjajahan terhadap negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia demi mengatasi masalah-masalah tersebut. Untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, Jepang harus merebut hati Indonesia. Salah satu cara mereka adalah dengan mengizinkan pendirian organisasi-organisasi dengan bantuan tokoh-tokoh nasionalis. Tokoh-tokoh seperti Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dinilai memiliki pengaruh yang kuat terhadap rakyat sehingga Jepang mengizinkan mereka untuk mendirikan organisasi-organisasi seperti Putera untuk mengambil simpati rakyat. Tindakan Jepang ini juga secara tidak langsung mendorong Indonesia untuk bersatu melalui organisasi-organisasi yang terbentuk (Yasmis, 2017).

Relasi kooperatif yang dibangun antara Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dengan Jepang pada akhirnya membuka gerbang bagi pengizinan Jepang kepada mereka untuk mendirikan BPUPKI dan PPKI. Kedua organisasi tersebut bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kemerdekaan Indonesia. Jepang mengizinkan pembentukan kedua organisasi tersebut karena Jepang membutuhkan simpati rakyat Indonesia sebab mereka sedang terdesak oleh Sekutu dalam Perang Dunia 2 (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, 2021). Tanpa adanya relasi kooperatif antara tokoh nasional Indonesia dengan Jepang sebelumnya, kemungkinan berdirinya kedua organisasi tersebut tentu saja akan mengecil. 

Kedua organisasi tersebut krusial bagi kemerdekaan Indonesia karena kedua organisasi ini merupakan puncak persatuan Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan. Anggota-anggota BPUPKI maupun PPKI nantinya tidak lagi membawa nama suatu daerah, melainkan membawa nama satu Indonesia. Itulah mengapa kedua organisasi efektif dalam meraih kemerdekaan karena perjuangan mereka bersama-sama dalam merancang dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia akhirnya memperoleh hasil saat peristiwa Rengasdengklok. Di mana pada akhirnya, golongan muda dengan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Perjuangan Indonesia dengan metode peperangan bukanlah hal yang sia-sia. Perjuangan tersebut mengingatkan rakyat akan pentingnya memperoleh kemerdekaan serta keharusan untuk mengadakan persatuan. Perjuangan peperangan yang sering mendatangkan hukuman yang lebih berat menuntun Indonesia untuk mencoba strategi baru yakni perjuangan kooperatif yang didasari oleh persatuan yang membawa nama satu negara bukan satu daerah lagi. Strategi baru inilah yang pada akhirnya melahirkan kemerdekaan Indonesia dan menjadi pengingat kepada kita akan pentingnya bersatu untuk mencari jalan keluar yang paling efektif dari masalah yang dihadapi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun