Mohon tunggu...
jonansaleh
jonansaleh Mohon Tunggu... Ilustrator - Hands are the second thought

Tangan adalah pena dari pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rapor Bayangan

20 April 2024   23:33 Diperbarui: 20 April 2024   23:37 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Rapor yang siap dibagikan 

"Gimana hasil rapor kamu, Nak?"

"Hehe, lumayan bagus Pak, tapi masih ada satu nilai yang kurang. Terima kasih Pak atas bimbingannya". 

"Mantap!! Tetap semangat belajarnya ya, kamu masih ada waktu untuk memperbaikinya"

"Baik Pak, saya akan berusaha lagi"

Percakapan kecil di atas terjadi antara saya dengan seorang siswi kelas X SMA Fons Vitae 2 Marsudirini. Sesaat setelah menerima rapor bersama orang tuanya. Dia berinisiatif menyalami kami, bapak-ibu guru, untuk berterima kasih. Beberapa peserta didik yang lain melakukannya bersama orang tua mereka. 

Pagi ini, 20 April saya mendapat tugas piket bersama beberapa teman guru yang lain. Kami bertugas untuk mengantar orang tua/wali siswa yang hendak mengambil rapor bayangan dari anaknya.

  • Rapor Bayangan 

Ya, kami menyebutnya 'rapor bayangan' untuk beberapa alasan. Pertama, rapor ini dibagikan pada pertengahan proses pembelajaran di semester genap. Seyogianya, evaluasi proses pendidikan rentang waktu satu semester, dari satu tahun pelajaran dilakukan di akhir semester. Kami memberikannya agar peserta didik megetahui sejauh mana hasil perjuangan belajarnya selama kurang lebih 2 sampai 3 bulan. Tidak harus menunggu sampai ia mengakhiri satu semester. 

Kedua, menjalin kerja sama dengan orang tua/wali siswa-siswi. Hal ini penting menjembatani komunikasi orang tua dengan pendidik atau wali kelas siswa dari setiap jenjang. Orang tua dapat mengetahui perkembangan pendidikan anaknya, seperti semangat belajar, karakter, pengetahuan, keterampilan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan perkembangan anak mereka. Ini menjadi saat yang baik untuk orang tua 'curhat' dengan wali kelas. Walaupun komunikasi antara orang tua dan wali kelas tidak hanya saat penerimaan rapor. itu dilakukan setiap hari saat orang tua dan sekolah membutuhkan informasi. Alokasi waktu khusus seperti penerimaan rapor bayangan lebih efektif. 

Ketiga, evaluasi bersama sekaligus mengambil langkah selanjutnya. Yang menjadi subyek dari proses pendidikan adalah siswa itu sendiri. Dia dan bersama segala proses yang telah dan akan dilalui, sejatinya adalah tanggung jawabnya sebagai pribadi. Oleh karena itu, segala tindak tanduknya selama belajar adalah cerminan dirinya. Apakah ia sudah melaksanakan kewajibannya sebagai warga sekolah yang baik? atau sebaliknya. Apakah dia sudah memperoleh haknya untuk mendapatkan bekal pengetahuan yang layak dari sekolah melalui pengajaran dan bimbingan bapak-ibu? Hal-hal umum ini menjadi evaluasi bersama antara ketiga komponen pendidikan, pendidik-peserta didik-orang tua. Harapannya, ada langkah konkret yang diambil, mengarahkan peserta didik ke arah yang lebih baik. 

Alasan yang lain, lebih bersifat teknis yaitu nilai (angka) yang tertera pada rapor bayangan bukanlah nilai akhir yang mutlak. Akumulasi akhir akan didapat setelah peserta didik menyelesaikan semua proses pembelajaran satu semester penuh. Jadi, penambahan nilai-nilai yang lain akan didapatkan pada proses pengajaran setelah mid semester. Hal ini memberi peluang peserta didik untuk lebih giat lagi serta tekun mempersiapkan dirinya dalam belajar. 

Alasan-alasan ini kami informasikan juga kepada orang tua/wali siswa saat penerimaan rapor. Antusias dan semangat mereka saat penerimaan rapor, membuat kami merasa bangga dan bersimpati dengan perjuangan mereka. Semangat mereka juga menjadi kekuatan yang memotivasi kami untuk terus tanpa lelah memberikan ilmu dan bimbingan yang terbaik kepada peserta didik kami. Tidak lupa, melalui wali kelas kami berterima kasih atas kerja sama orang tua selama proses yang dilalui. Juga kepercayaan mereka menyekolahkan anak mereka di sekolah kami. 

  • Reaksi orang tua. 

Tiap-tiap orang tua/wali memiliki karakternya masing-masing. Layaknya peserta didik itu sendiri. Ada yang berbangga dengan hasil rapor anaknya. Nampak senyum dari raut wajah mereka saat pulang. Ada yang menahan kekesalan lantas tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Menutupnya dengan berlalu begitu saja saat berpapasan dengan kami. Yang pasrah? Ada juga. Dengan ikhlas apa pun hasil belajar anak mereka. Itu bukanlah akhir tahap pendidikan mereka, justru menjadi pelecut untuk berbenah. Berbagai macam reaksi orang tua terhadap rapor bayangan. Nilainya, mereka adalah orang tua yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Mereka sudah berusaha sejauh ini. Mereka percayakan semuanya pada Tuhan dan proses.

Akhirnya, meski hanya bersifat bayangan, ia tetaplah rapor. Ada angka nyata yang dideskripsikan, ada perkembangan karakter yang dievaluasi. Serta ada catatan kritis yang perlu menjadi perhatian orang tua, guru dan utamanya siswa itu sendiri. Sebab perjuangan apapun patut diapresiasi dan dituntun terus agar tidak mudah menyerah. Meski hasil mengecewakan, tetap tegak untuk berjuang lebih baik. Berprestasi tidak menjadi besar kepala. Tetap rendah hati. 

Selamat berakhir pekan masa depan bangsa. Belajarlah terus untuk bekal masa depan. DEUS PROVIDEBIT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun