Resep ke tiga dalam seri "Lek Lek Ngayogyakarta".
SD Kanisius, Manding Serut, tempatku sekolah, tiap bulan membagikan bahan makanan untuk murid-muridnya. Kata Suster Kepala, itu bantuan dari Amerika yang disalurkan melalui Yayasan Kanisius Yogyakarta. Amerika? Wah.
Tiap siswa dapat jatah 1kg susu bubuk, 2,5 kg gandum, 2,5 kg tepung bulgur.
Yang terakhir itu sebenarnya gandum (wheat) tapi jenis yang bulirnya paling keras (durum) sehingga sering disebut Durum Wheat (Triticum durum). Warna endosperm (bidang dalam) gandum ini kecoklatan, tidak putih seperti kerabatnya yang varietas T. Â aestivum.
Bulgur mengandung kalori 174 kal./100 gram. Karbohidratnya 36 gr.; Sodium 13 mg.; Protein 6 gr.; Niacin 6 mg.; fiber 2 gr.; tanpa kandungan lemak dan gula. Jadi, ini sumber karbohidrat yang jauh lebih sehat dibanding beras.
Tapi citra Bulgur tak semewah kandungan nutrisinya. Beredar rumor, bulgur di Amerika tidak dikonsumsi manusia. Itu makanan babi dan kuda. Tapi di Timur Tengah, sampai sekarang masih banyak penganan berbahan dasar Burghol (begitu orang sana menyebutnya), terutama sebagai bahan dasar pembuat pasta.
Soal pakan ruminansia itu, Â mungkin karena orang Amerika kaya-kaya sehingga cuma makan gandum yang putih, halus, dan mulus. Yang keras dan burikan sah saja dikasih ke babi, kuda, anak Indonesia.
Tapi menurutku, biar kaya, soal lek lek orang Amerika itu gobloknya naudzubillah. Mosok mereka anggap jeroan sapi itu limbah, unedible. Nasibnya kayak bulgur: jadi pakan hewan atau dibuang. Di acara Fear Factor, yang doyan rebusan iso dapat hadiah jutaan dolar. Iso lho... usus halus itu, sak isi-isinya aja inuk. Ha nek aku ikut Fear Factor, menangan no...
Sekilo jalan kaki pulang sekolah dengan tambahan beban 6 kg bahan makanan jelas melelahkan. Jadi, enaknya nunggu grobak sapi lewat. Aku hafal siapa saja bajingan (sais pedati) yang kerap lewat depan rumah.
Ya, persis di batas pelataran depan rumah memang ada dalan grobak yang nyambung ke lurung (jalan kampung). Itu shortcut antara Manding Wetan dan Kulon kali daripada muter lewat jalan raya. Meski harus menyebrangi sungai, bukan masalah. Kali Winongo masa itu airnya jernih dan cetek.
"Klontamg... klontang..," nah, itu bunyi genta yang dikalungkan di leher sapi penarik grobak. Bajingannya Mbah Ompong, tetangga depan rumah. Pas.