Mohon tunggu...
Gus Memet
Gus Memet Mohon Tunggu... Relawan - Santri Kafir

Ada dari satu suku kata

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Asam

14 April 2022   16:22 Diperbarui: 14 April 2022   18:16 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uceng sambal belumbing wuluh with mixed vegetables. (dok. pri) 

Gara-gara kehabisan tiket pesawat ke Jakarta yang fully booked oleh atlet dan penonton PON XVII di Samarinda, Juli 2008, tour of duty-ku di Borneo molor. You know what, itu artinya ada waktu buat mancing. 

Let's make it short: acara mancing di di perairan laut Sulu itu tidak mulus. Ancaman badai memang sudah terasa sejak kami tiba di desa nelayan Bengalon. Tak ada pemilik kapal yang mau mengantar kami melaut. 

"Asal bisa dan berani berenang, saya mau antar, " akhirnya, Ibrahim, nelayan suku Bugis jatuh kasihan karena saya terus merengek pengen mancing. 

Kita lewatkan saja episode yang serem-serem soal ombak, badai, dan lirikan puluhan pasang mata buaya muara. Pada akhirnya, kapal kecil Ibrahim berhasil mencapai muara sungai Bengalon dan menyusup beberapa kilometer ke arah hulu sungai. 

Bakau rapat di kiri kanan pada jelang malam.  Jerit monyet hidung mancung dan itu tadi, kerlap-kerlip mata buaya muara di tepian menemani gigil tubuh yang kuyup diguyur hujan. 

Lalu gelap total hanya tersibak cahaya malas lampu badai. Kami aman, tapi lapar dan kedinginan. 

18 Juli 2008, 21.00 wib.  Itu kali pertama aku berkenalan dengan Kerapu dan Giant Trevaly bakar dengan siraman sanbal belimbing wuluh karya Ibrahim. Ia memasaknya di atas kapal. Mengusir jauh legenda-legenda seram muara sungai bengalon dengan kuliner yang menancapkan dendam kesumat di lidahku. 

Di lereng Sindoro, susah nyari Kerapu apalagi GT. Uceng sih banyak. 

Maka, dendam satu setengah dekade itu terbayar sekarang. Resep sambal belimbing wuluh orang Bugis yang legendaris itu tentu boleh dimodifikasi. Ah, sudahlah, Ramadhan dan masa-masa pemulihan ini memberiku banyak waktu untuk menyibukkan diri di dapur. 

Buka puasa tinggal nunggu adzan. Tapi godaan kuliner membersitkan ide: gima kalau adzan sendiri aja? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun