Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FISUM] Anu yang Membeku

17 Juli 2012   18:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Joko P - sudah difisum dokter rscm dengan nomor: 181 ----------------------------------------------------------- Trauma berat akibat kejadian ze Flying Munthu yang menimpa Soekaspo kambratnya, akhirnya membuat Jepe si tukang serpis kompor Cawang nomor satoe di doenija memutuskan untuk mengembara ke belahan dunia lain. Kegagalan dalam bisnis semangka dengan Soekaspo, kegagalan membantu Bu Kepsek dalam kasting iklan odol siwak, dan maupun kegagalan dalam membantu Mbak Uni dalam mengembangkan bisnis kafe kancing lepis semakin menguatkan niat pengembaraannya. Ya.. kegagalan demi kegagalan...itulah yang mempercepat niat Jepe untuk merambah benua ngeropah untuk mencoba keberuntungannya menjuwal kompor Cawang.

***

Suhu minus 4 derajat selsius. Salju turun tanpa henti. Terseok langkah Jepe di tengah padang salju. Rumah klayen terakhir masih 2 km lagi. Tas ekolak berisi peralatan serpis kompor diseretnya di atas salju dengan tali yang menyelempang di pundak. Berhenti sejenak. Dikeluarkannya handuk putih bertuliskan "good morning" dan disekanya peluh di jidatnya. Dibetulkannya syal-nya di leher, dikeluarkannya sebatang rokok terakhir dari bungkusnya yang berwarna merah bergambar rel kereta. Untuk menghangatkan badan, disumetnya rokoknya dan dihisapnya dalam-dalam sambil membathin... "...duh biyung..dinginnya luar biasa... beratnya kerja di negeri bersalju ini.." Dalam gambar hitam putih dan suara yang tidak stereo... bermunculanlah di kepala Jepe bayangan dan kenangan akan hangatnya kota asalnya. Macetnya dan riuh rendahnya kampung halamannya nun jauh di sana. Pikirannya menerawang ke guyubnya tetangga, teman, kawan dan saudara... "aaakkhh tidak!!" "aku harus kuat! Kegagalan demi kegagalan harus kutinggalkan...kan..kan..kan (bergema...ma..ma..ma..)" "Djawa... eh Ngeropah adalah koentji!" bathinnya sambil mematikan rokoknya...

***

Jarak ke rumah klayen tinggal 1 km lagi. Pemandangan tetap sama...putih salju sejauh mata memandang. Sampai di suatu tempat yang sepertinya adalah lapangan parkir tampaklah bentuk-bentuk kotak-kotak yang nampaknya adalah mobil-mobil terparkir yang sepenuhnya tertutup salju putih dan tebal...

13424349131868294530
13424349131868294530
Srek..srek..srek.. Tiba-tiba muncul seorang kakek dari antara gundukan-gundukan putih tersebut. Jepe terkesiap dan langsung mundur dua tindak... "Hai anak muda...jangan kau takut!" demikian kata sang kakek. Mengendurkan kuda-kudanya (dari elmu silat yang boleh dipelajarinya di desa Tjileboet), Jepe balik bertanya.. "Apa yang bisa kubantu? Wahai Kakek Tua..." Kakek tua itu pun berkata "Begini anak muda..." "Tempo hari kakek memarkir mobil kakek di pelataran parkir ini. Lalu semalam turun salju. Kakek tidak tahu lagi di mana mobil kakek diparkir. Semua sekarang tampak sama dan salju yang menutupi mobil-mobil ini telah mengeras sehingga kakek tidak bisa mengecek mobil apa dibalik salju itu..." Jepe balik bertanya, "Lalu apa yang bisa kulakukan untukmu Wahai Kakek Tua?" Sang Kakek menjawab, "bisakah kau kencingi mobil yang terparkir paling ujung sebelah sana itu?"

13425230921417640723
13425230921417640723
Ndlongop sesaat... Namun akhirnya Jepe mengerti maksud si kakek. Dengan mengencingi salah satu gundukan putih, salju akan mencair (karena air kencing yang hangat) dan sang Kakek akan bisa mengidentifikasi mobil di balik salju putih itu. "Hlo mengapa tidak Kakek saja yang kencing?" tanya Jepe. "Pahamilah Nak, Kakek sedang tidak kebelet... dan di suhu sedingin ini.. eh..Kakek kuatir nanti anu Kakek membeku.." jawab sang Kakek "Lho kalau anu saya yang membeku nanti bagaimana?" tanya Jepe kembali Kakek menjawab lirih, "Ah anak muda... usiamu masih muda, jalan hidupmu masih jauh..kau takkan punya problema itu.." Gagal paham akan penjelasan Sang Kakek, namun akhirnya Jepe menyanggupi permintaan Sang Kakek. "Baiklah Kek, tunjukan gundukan mana yang harus kukencingi" tanya Jepe. "Oh terima kasih anak Muda..terima kasih ... xiè xiè...kam sya" kata Sang Kakek mendadak girang. "Yang paling ujung sebelah sana itu. Kalau tidak salah disanalah kemarin Kakek parkir" jawab Kakek. Jepe pun bergerak  mendekat ke arah gundukan putih yang diduga adalah mobil sang Kakek. Diturunkan rijsluiting celananya.... mak nyess hawa dingin pun menyergap tanpa ampun ke daerah yang sekarang terbuka! "Bujug buset!...  Disuruh kencing di suhu -4 yang pasti ya..membeku!" bathin Jepe sambil diam-diam misuh ...#€!*$%! Mulailah Jepe mengencingi gundukan putih.. Setelah kira-kira 8 detik kencing mulailah salju mencair dan mulai juga terlihat warna biru mobil dibalik salju. Tiba-tiba Sang Kakek berteriak, "STOP Anak Muda STOOP!... Itu bukan mobilku!! Mobilku warnanya MERAH bukan biru...." "Jiaaahhh... lagi enak-enak ngencing eh disuruh stop...diamp!!!!#*!&..." misuh Jepe..dalam hati. Lantaran menguasai segala elmu tantra, kundalini yang boleh dipelajarinya di Tjileboet, Jepe pun berhasil menghentikan kencingnya sebelum mencapai the point of no return... "Coba mobil sebelahnya!" seru sang Kakek. "Wahai Kakek tua, benar kau yakin itu mobilmu??!... Udah BEKU ini!!" kata Jepe mulai gagal sabar... "Betul..kali ini tak mungkin Kakek salah!" jawab sang Kakek. Tanpa menyarungkan senjata, Jepe pun langsung berpindah dengan ilmu ginkang ke gundukan putih sebelahnya dan langsung kencing.. mak seerrr.. Beberapa detik si Jepe kencing, mulai terlihatlah warna mobilnya.... ABU-ABU METALIK! "Hloo?! Kok bukan yang itu jugaaa? Coba mobil sebelahnya!!" kata si Kakek mulai panik.. "HOOOI KEK yang bener ajeee!!! Anu kok disuruh DIEWER-EWER..!! Sudah beku nih! Lagian juga pipisnya sudah habiiss!!" tukas Jepe yang sudah benar-benar gagal sabar..sambil menaikan rijsluitingnya... "Maaf anak muda..maaf"...kata Sang Kakek mengiba.. Tiba-tiba terdengar bip bip bip bip.... pager (radio panggil) sang Kakek berbunyi. Wajah sang Kakek memerah..lalu dia berkata, "Nggg...nganu Anak Muda, ini pesan dari bengkel, katanya mobil kakek sudah selesai diperbaiki.." "Maaf ya Nak, maklum Kakek sudah tuwir...Kakek lupa kalau mobil kakek taruh di bengkel kemarin. Bukan diparkir di mari..." Mendadak muncul burung-burung berkicau dan bunga-bunga mekar begitu indahnya di kepala Jepe.. lalu semuanya mendadak gelap.. mak glodagkh...

NB : -Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi -Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community -Kisah di atas dibekukan oleh Coplaque Yo Band

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun