Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

40 Tahun Ambon Jazz Rock, Awal Jopie Latul Goyang Nusantara!

26 Mei 2022   08:23 Diperbarui: 8 Juni 2022   08:47 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
40 Tahun Ambon Jazz Rock, Awal Jopie Latul Goyang Nusantara! (Foto: Discogs.com)

Nyong jang balari
Mari rapat rapat kamari
Bakumpul rame rame
Katong bamaeng enggo lari!

Ingat lagu  Enggo Lari? Kalau kamu lupa-lupa ingat akan syair lagu yang menceritakan permainan tradisional anak anak di Maluku ini, mungkin kamu masih ingar dengan irama musiknya yang lincah, dengan solo flute-nya dan lengkingan suara vokalisnya yang berdialek kental, tapi melengking sangat menawan.


Siapa penyanyinya? Siapa lagi kalau bukan dia yang telah menggoyang Nusantara sampai akhir hayatnya: almarhum Jopie Latul!

Atlantic Records menerbitkan lagu Enggo Lari bersama 11 lagu lainnya dalam satu album kaset bertajuk Ambon Jazz Rock pada tahun 1982, 40 tahun yang lalu.

Almarhum Jopie Latul menyanyikan 11 dari 12 lagu di album kaset yang popularitasnya mencengangkan di tahun itu, terutama di Ambon, Maluku, Indonesia timur atau kampung-kampung Ambon Kart* di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Penulis yang masa kecilnya dihabiskan di salah satu kam Ambon Kart di Jakarta Timur masih memiliki kenangan bagaimana di tahun tersebut tidak ada seorang bocah pun yang tidak berlari sambil bersenandung refrain Enggo Lari:

Enggo lari, lari baku cari, cari sampe dapat enggo!

Adalah maestro penata musik pianis dan vokalis, alm. Christ Kayhatu yang sesungguhnya mendalangi suksesnya album Ambon Jazz Rock yang melejitkan nama alm. Jopie Latul ini.

Seperti memiliki dream team,  bersama aktor dan pemusik kawakan Enteng Tanamal sebagai penyelia rekaman, alm. Christ Kayhatu dibantu oleh para pemusik jazz Indonesia terhandal saat itu. 

Sebut saja, ikut mengiringi Jopie Latul adakah jawara bass Jance Manusama, maestro saksofon Indonesia Embong Rahardjo yang memainkan alto saksofon, flute, picotto dan soprano, si kribo dahsyat Karim Suweileh pada drum dan perkusi, dan gitaris jazz yang di kenudian hari menjadi langganan festival North Sea Jazz: Djoko Waluyo.

Dalam Ambon Jazz Rock, Christ Kayhatu dan para pemusiknya yang menyebut diri mereka sebagai Christ & the Gank, berhasil menyulap empat lagu tradisional Maluku menjadi berirama jazz rock yaitu Nusaniwe, Huhate, Bulan Terang, dan Beta Berlayar.

Lagu Nusaniwe versi jazz rock misalnya, menampilkan liukan saxofon Embong Rahardjo sebagai prelude yang disusul kegarangan gitar Djoko Waluyo. Cabikan bass Jance Manusama di latar membuat pendengar pasti ingin ikut bersenandung bersama suara lirih Jopie Latul:

Nusaniwe tanjung alang labuhan raja
Pasir putih tanjung benteng manise!


Sungguh sangat menarik bahwa lagu-lagu daerah Ambon atau Maluku itu diberikan sentuhan jazz fusion atau lebih spesifik jazz rock.

Pengaruh jazz fussion ala grup-grup Jepang yang cukup meraja di akhir tahun 70an atau di awal 80an seperti Casiopea maupun T-Square terdengar cukup kental pada musik yang dibawakan Christ & the Gank ini.

Selain empat lagu daerah, Ambon Jazz Rock juga menampilkan 6 lagu pop Ambon karya para musisi Ambon. Nyaris semua menceritakan tentang keindahan Ambon atau kerinduan perantau asal Maluku akan tanah kelahirannya.

Enggo Lari, lagu megahits di album itu diciptakan oleh George Leiwakabessy. Sebelum terlibat dalam album Ambon Jazz Rock, George sudah menciptakan lagu Rame-Rame, sebuah lagu Ambon megahits lainnya pertama-tama pada tahun 1981 dinyanyikan oleh Alm. Utha Likumahuwa  dan di kemudian hari dipopulerkan kembali oleh alm. Glenn Fredly.

Di album ini, musisi terkenal alm. Ongen Latuihamallo juga menciptakan lagu slow berirama slow atau lounge jazz, Kaweng Lari  yang berkisah tentang penderitaan hidup sepasang insan yang percintaannya tak direstui keluarga.


Akhirnya, jika kini kita mengenang alm Jopie Latul sebagai penyanyi yang membuat Indonesia bergoyang lewat dangdut-house music, seperti lagu Poco-Poco di akhir tahun 90an atau sebagai penyanyi lagu Kembalikan Baliku padaku, maka kita harus ingat juga Enggo Lari dan awal Jopie Latul sebagai pelantun lagu Ambon berirama dinamis.

Kapan akan ada lagi lagu atau album lagu daerah yang mampu membahana di level nasional seperti Ambon Jazz Rock?

Sambil menanti, mungkin kita bisa berharap pada para musikus pop Jawa yang sepeninggal Didi Kempot mulai menjamur, atau pemusik pop daerah lainnya dari nusantara barat maupun penjuru timur.

Yang jelas, seperti pesan di kata pembuka alm. Jopie Latul di bungkus kaset Ambon Jazz Rock:

Tete Manis Sayang Katong Samua!

(Tuhan memberkati kita semua!)

*Ambon kart: orang-orang atau komunitas keturunan Ambon (Maluku) yang lahir dan besar di luar Maluku

Baca juga: Bram Atjeh: Sang Buaya Keroncong yang Macan Bola Nusantara! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun