Mohon tunggu...
Pudjo Sedijono
Pudjo Sedijono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Masa kecil hidup dibantaran sungai Brantas, pernah sekolah TK,SD didesa tepatnya Ds.Losari Ploso Jombang,Melanjutkan sekolah SMEP,SMEA di Kota Jombang. Merantau ke Kota Malang terdampar sampai sekarang tepatnya di Jl.Sanan 67 Malang. Diusia yang semakin larut, melanjutkan cita-cita kuliah S1 dan alhamdulilah selesai tahun 2010 memperoleh gelar Sarjana Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tujuan Demo Hari Ini, 4 November 2016 Untuk Apa?

4 November 2016   12:32 Diperbarui: 4 November 2016   13:59 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

TERJEMAHAN SURAH AL-MA’IDAH 5:51

Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu);mereka satu sama lain saling melindungi.  Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia,maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

ASBABUNNUZUL.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim dan Baihaqi dari Ubadah bin Shamit,dia berkata bahwa ketika terjadi peperangan bani Qainuqa, Abdullah bin Ubay bin Salul terlibat perjanjian dengan dirinya untuk saling membela kaum Yahudi Qainuqa. Lalu, Ubadah menghadap Rasulullah untuk berlepas diri dari perjanjian dengan mereka. Dia ingin membersihkan diri kepada Allah dan rasul-Nya serta menggabungkan diri kepada tentara kaum muslimin. Dia berbaiat dengan setulus hati kepada Rasulullah. Sementara, Abdullah bin Ubay bin Salul tidak melibatkan diri dalam pertempuran tersebut. Dia berkata bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Ubay bin Salul.(Lubabun Nuqul:81)

TAFSIR AT-TABARI.

Menurut riwayat As-Saddi, ketika terjadi perang Uhud, dan suasana semakin mencekam,ada sebagian orang Islam yang merasa takut tertawan oleh orang-orang kafir. Merekapun bermaksud mencari perlindungan kepada orang-orang Yahudi di negeri Dahlak dan orang-orang Nasrani di Negeri Syam dan bersedia mengikuti cara hidup mereka. Maka, turunlah ayat ini yang melarang mereka melakukan perbuatan tersebut.  Menurut At-Tabari ayat ini menjelaskan urusan walä(loyalitas). Allah melarang orang-orang beriman untuk berwalä kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan cara menjadikan mereka pemimpin, penolong, teman setia, dan mengikuti cara hidup mereka. Karena barang siapa melakukan hal itu, maka Allah akan menggolongkan ke dalam golongan orang-orang yang diikutinya baik itu Yahudi atau Nasrani.

Maka orang-orang Mukmin hendaknya tidak menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, pelindung dan teman setianya. Apalagi bila telah tampak jelas sikap permusuhan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani  kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang  Mukmin. Barang siapa lebih memilih orang-orang Yahudi dan Nasrani itu sebagai pemimpin, penolong, pelindung dan teman setianya, maka dia berarti telah menjadi musuh Allah, Rasulullah dan orang-orang Mukmin. Hal itu merupakan perbuatan zalim dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang berbuat zalim (tafsir At-Tabari Jilid VIII:2001:504 -510)

TAFSIR IBNU KASIR.

Kemudian selain menjelaskan kaum beriman satu sama lain saling melindungi, Ia juga mengancam siapapun yang melanggar larangan-Nya itu. Dia berfirman “Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka”

Ibnu Abu Hatim meriwayatkan bahwa Umar meminta Abu Musa untuk mengusulkan atau melaporkan setiap hal yang ia lakukan  dalam satu paket. Abu Musa memiliki juru tulis yang Nasrani dan melaporkannya kepada Umar. Umar merasa heran. Ia bertanya kepada Abu Musa,”Dia seorang juru tulis yang seharusnya menjadi orang kepercayaan. Apakah Kamu bisa  membaca  surat yang datang dari Syam di dalam masjid?”

Abu Musa menjawab,”Dia tidak bisa melakukannya”. Tanya Umar lagi,”Apakah dia orang asing?”,”Bukan. Dia orang Nasrani” Jawab Abu Musa. Lalu Umar menghardik saya(Abu Musa) dan menepuk paha saya, “Bawa dia keluar!” Umar mengatakan itu lalu membaca ayat ”Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu)”.(Al Misbäh, Al Munir fi Tahzib Tabsir Ibnu Kasir,1999:308-309)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun