Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Kabar Proyek Listrik 35.000 MW, Pak Menko?

6 Desember 2015   18:09 Diperbarui: 6 Desember 2015   18:27 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pembangkit listrik, sumber energitoday.com"][/caption]

Proyek Jokowi yang akan membangun listrik dengan kapasitas total 35.000 MW lima tahun kedepan sangat penting. Jika itu dapat terlaksana, maka kebutuhan akan pasokan listrik akan tercukupi. Listrik dewasa ini sedah merupakan kebutuhan dasar, dengan listrik kehidupan akan lebih dimudahkan. Untuk itu program pemerintah yang ingin membangun daya listrik sebesar 35.000 MW sepertinya bukanlah hanya proyek gagah-gagahan, akan tetapi itu sudah merupakan kebutuhan yang telah dihitung dengan cermat.

Niat baik Jokowi dan Jk, yang akan menghilangkan defisit listrik di negara ini, diusik oleh Rizal Ramli, yang baru dilantik sudah melontarkan kritik akan program 35.000 MW. Menurut RR program itu tidak relefan, dan kebutuhan listrik 5 tahun yang akan datang hanya kekurangan 19.000 MW dari sekarang. Semua kebijakan seolah RR maha tau, analisanya senantiasa selalu bertentangan dengan analisa pemerintah, dan seolah RR menganggap analisanyalah yang paling akurat.

Seandainya kita melihat secara gamblang, saat ini semua daerah tidak ada yang memiliki daya listrik yang cukup, semua daerah mengalami defisit daya listrik. Defisit terjadi karena bertambahnya kebutuhan akan listrik, dan makin banyaknya pembangkit listrik PLN yang semakin menua. 

Di provinsi NAD, kekurangan listrik berdampak pada kemampuan nelayan untuk mengolah hasil tangkapan. Mereka sangat membutuhkan pabrik penghasil es, akan tetapi pasokan listrik PLN sering byar pet.

Hampir semua provinsi di sumatra kekurangan daya listrik, seperti di provinsi lampung, pemadaman bbisa terjadi empat kali dalam sehari. Daerah yang sudah teraliri listrik saja masih kekurangan daya, jika di lihat lebih dalam lagi, masih banyak desa-desa di sumatra yang belum teraliri listrik.

Di kalimantan juga bernadib sama, pemadaman listrik adalah hal lumrah. Di kalimantan barat misalnya, hampir setiap hari pemadaman dilakukan oleh PLN. Tentu itu semua akibat kekurangan pasokan, demikian juga di Kalimantan Utara. Daerah yang belum terjamah oleh aliran listrik masih banyak di desa-desa kalimantan. Di sulawesi juga papua mengalami hal yang sama, semua mengalami kekurangan pasokan listrik.

Dengan melihat itu semua, kenapa pak menko RR tidak membuka mata dan pikirannya akan hal kekurangan daya listrik ini? Mungkin beliau masih enak meradakan AC dan listrik yang on terus di pulau jawa, sehingga beliau lupa bahwa di luar pulau jawa masih kekurangan pasokan listrik dan juga masih banyak desa belum teraliri listrik sama sekali.

Mungkin ada baiknya menko kemaritiman dan sumber daya dijabat oleh orang daerah, seperti orang kalimantan, biar bisa memetakan kekurangan daya listrik secara konprehensif, bukan berdasar kengototan belaka dan tidak berdasar yang penting berbeda. Seharusnya pak menko kemaritiman dan sumber daya memberi solusi, bukan mencari panggung popularitas dati kritik dan seolah menang sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun