Tanpa sensor atau saringan(filter) sedikitpun bagian-bagian dari media social itu menyusup masuk hingga ke ruang privat anak.Kapan dan dimanapun anak bisa menikmati berbagai sajian di dunia maya walau hanya bermodalkan menggerakan sebuku jari saja, dunia ini bisa dijelajahi.Bahkan dunia ini sudah sempit cuma selebar layar hand phone(HP).Media yang cendrung mengeropos kehidupan intelektual dan moral begitu mudahnya diakses dan menyerobot masuk dalam kehidupan anak.
Tanpa terasa anak digiring menjadi sosok yang egois dan apatis terhadap sesama dan lingkungannya.Yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh.Secanggih apapun sebuah media komunikasi, buku tetap menjadi media informasi yang tak terkalahkan.Membaca buku dapat membangkitkan imajinasi yang menggugah kreativitas yang tidak didapatkan ketika menonton dan mendengarkan.
Kedua, budaya peduli atau berbagi sebagai perwujudan cinta Allah yang sudah diterima dengan cuma-cuma alias gratis sejatinya dengan sukarela juga kita bagikan kepada sesama. Ilmu yang ada terutama konten dari buku yang dibagikan sangat berguna bagi anak-anak dibandingkan dengan makanan ringan atau bunga.Â
Kalau ilmu semakin dibagikan, manfaatnya akan semakin banyak. Jika harta semakin dibagikan justru akan semakin berkurang. Gerakan katakan dengan buku merupakan aksi kepedulian karena menghadirkan sebuah nilai dasar atau sikap memperhati-kan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitarnya (JL).