Terlalu naif, jika menganggap olah raga sepakbola hanya berkutat soal fisik semata.Â
Dalam ilmu olahraga moderen, selain faktor fisik, ada faktor teknik, psikologis dan manajemen tim yang sama vitalnya. Karena liga sepakbola dunia berlangsung selama sekitar 10 bulan, maka 4 aspek tadi menjadi vital semua.
Fisik bagus, teknik bagus, psikologi jelek, manajemen tim bagus, hasilnya tiada trofi. Contohnya Tottenham Hotspurs dan Manchester united.
Fisik bagus, teknik bagus, psikologi biasa, manajemen tim bagus, tetap jauh dari trofi. Contohnya Manchester City. Mungkin karena sudah 2 kali juara, jadi motivasi psikologisnya jadi biasa saja.
Liverpool Footbal Club (LFC) memiliki semua bagus, makanya wajar juara English Premire League 2019-2020. Selamat.
Math behind the scene
Tadi siang, saat leyeh-leyeh di bawah pohon jambu, iseng baca Kompas Sabtu 27 Juni 2020. Isinya berita pesta pora kemenangan Liga Inggris yang ke 19 oleh LFC. Waktu ke halaman 14, ada yang sangat menarik, tapi dilupakan orang banyak, yaitu bidang Penelitian. Hal vital tapi dianggap sepele.
Direktur Penelitian LFC, Ian Graham membuka rahasia. Anda tidak salah baca. Beneran lho ini, bidang Penelitian di LFC benar adanya. Kaget ya?
Jangan kaget, hal biasa itu. Dulu saat masih suka taruhan bola, saya banyak menang berkat penelitian sederhana, memakai software Excel. Piala Dunia 2010, 2014 saya menang banyak. Tahun 2018 menang dikit. Semoga tahun 2022, saat revisi program excel, bisa menang banyak kembali.
Kapan-kapan kalau banyak yang suka, saya bahas formulasi matematikanya.
Kembali ke topik sukses LFC. Mr. Ian inilah yang merekomendasikan Juergen Klopp, tahun 2015, untuk menjadi Manajer LFC.
Dia menyodorkan nama Klopp ke Michael Edward, Direktur Olah Raga. Karena berdasarkan penelitian, yang tertuang dalam bentuk angka-angka, nama Klopp keluar sebagai nama terbaik untuk melatih LFC.
Brendan Rogers digeser, dimulailah era matematika dibelakang setiap keputusan permainan LFC.
Setiap pertandingan, sebelum dan sesudahnya, Ian Graham dan asistennya memberikan angka-angka hasil analisis ke Klopp.
Kemudian, bersama Peter Krawletz dan Pep Ljinders mereka berdiskusi menyelesaikan masalah-masalah tim, berdasarkan hasil angka-angka tersebut.
Siklus berjalan terus. Â Menuju peningkatan kemenangan-kemenangan. Akhirnya di tahun ke 3, panen piala Champions Eropa, piala Super Eropa, dan piala Dunia Antar Klub. Tahun ke 4, giliran juara Liga Inggris.
Otak dan Numerologi
Otak dan otot adalah satu kesatuan. Seperti keping mata uang, tidak bisa terpisahkan. Merupakan jodoh yang baik sekali. Tetapi, otak dan otot ada tatarannya. Tidak pernah otak itu letaknya ditelapak. Sedangkan otot, dia ada diseluruh tubuh, dan melindungi otak.
Jadi, otak dan semua atribut yang melekat, seperti ilmu, nalar, penelitian, analisis, pengetahuan dan wawasan dipergunakan LFC, dalam kompetisi liga Inggris. Dan menjadi sukses.
Manusia adalah makhluk angka. Sejak lahir, tanggalnya berupa angka, punya harta, punya anak, punya isteri, semua ada jumlah angkanya. Akhirnya kemudian meninggal, juga demikian.Â
LFC menyadari itu, dan menggunakan numerologi untuk kesuksesannya. Berhasil.
Bravo.Â