Mohon tunggu...
John Berek
John Berek Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer); Menulis memang bukan bakat tapi suatu ketrampilan yang membutuhkan banyak belajar dan latihan

Apa yang terucap bisa lenyap, tetapi apa yang ditulis akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Tinta Biru di Hari Rabu Abu Seindah Hari Valentine

15 Februari 2024   12:58 Diperbarui: 15 Februari 2024   13:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pribadi

Tanggal 14 Februari 2024, merupakan tanggal, bulan, dan tahun yang sangat istimewa bagi Masyarakat Indonesia.

14 Februari juga bagi umat Kristiani terutama umat Katolik  merayakan Rabu Abu sebagai bentuk pertobatan, dan mengingatkan bahwa kita manusia berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu.

Tanggal 14 Februari diselenggarakan pesta demokrasi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Legislatif Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, serta Dewan Perwakilan Daerah untuk lima tahun mendatang.

14 Februari juga dirayakan sebagai hari Valentine/hari kasih sayang yang oleh banyak orang sebagai waktu untuk mengekpesikan cinta dan kasih sayang kepada pasangan, keluarga, dan teman-teman terdekat.

Cuaca di Kota Kupang rupanya kurang bersahabat, sejak tengah malam hujan turun begitu lebat mengguyur seluruh wilayah Kota Kupang tanpa menyisakan sejengkal wilayah pun, seakan-akan tidak mau berhenti walaupun sebentar untuk memberi kesempatan kepada kami agar dapat pergi ke gereja untuk menerima abu.

Gereja Katolik di Kota Kupang, terutama di seputaran Bello, melaksanakan misa penerimaan abu sebanyak dua kali yakni pukul 05.30 wita dan pukul 17.00 wita. kami sekeluarga memilih mengikuti perayaan misa pada pagi hari, agar Ketika nanti pergi ke TPS untuk pencoblosan sudah dengan pilihan yang tepat dan mantap.

Sekembalinya kami dari gereja, kami menyiapkan diri untuk mengikuti pesta demokrasi. Jarak rumah kami ke TPS lebih kurang 8 KM. karena NIK kami masih tercatat di tempat domisili yang lama sebelum kami pindah domisili. Sebagai warga negara yang baik, kami rela berhujan-hujanan untuk sampai di TPS untuk memberi hak suara kami. Ketika kami sampai di TPS tempat kami memilih, para pemilih yang lain sudah duluan sampai. Kami menyerahkan undangan fisik kepada petugas KPPS, kemudian petugas KPPS mengecek nama kami dan meminta kami menandatangani daftar hadir, dan selanjutnya mempersilahkan kami menunggu dipanggil untuk lakukan pencoblosan. Tiba giliran nama kami dipanggil untuk mengambil kartu suara dan menuju ke bilik suara untuk melakukan pencoblosan. Setelah pencoblosan, kami memasukkan kartu suara ke dalam kotak suara sesuai dengan urutannya.

Tinta biru dalam tutup botol telah menanti jari kami untuk dicelupkan ke dalam sebagai bukti bahwa kami telah menggunakan hak suara kami.

Tanpa menunggu perhitungan suara, tanpa memperdulikan siapa pun yang nanti terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, kami sekeluarga pulang untuk merayakan hari Valentine.

Seperti kata Romo Yallo dalam tik tok "Bunga dan coklat lambang kasih sayang, tinta di ujung jari tanda warga negara yang baik, tapi abu di dahi melambangkan pertobatan sejati, semuanya harus diatur dengan baik dan bijaksana, asal kita mampu membagi waktu agar urusan negara, urusan gereja dan urusan hati bisa terpenuhi dengan baik".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun