Mohon tunggu...
Ida Hidayat
Ida Hidayat Mohon Tunggu...

peramah dan pendiam

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dialog dengan Malaikat Maut

29 November 2013   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:31 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"JOHAN SINATRA!!! SUNGGUH MASAMU TELAH HABIS!!!" bentak Malaikat maut, sama dahsyatnya dengan petir.
Meski belum mau, terpaksa aku berkata terbata-bata, "Baiklah. Jika benar kau telah diutus Allah mengambil nyawaku. Silakan. Tapi izinkan aku membayangkan bu Gadis untuk terakhir kalinya."
Wajahnya yang semula sangar, kini melunak. Lalu ia mengangguk takzim. "Atas izin Allah. Permohonanmu dikabulkan. Silakan."

Namun belum puas kubayangkan bu Gadis melayani setoranku yang ke 19, Malaikat maut mundur satu langkah, membungkuk, lalu dengan cara yang diajarkan Allah Ia mulai mengambil nyawaku dari ujung kaki. Rasanya luar biasa. Tertusuk peniti, tersandung batu, kejedot tembok, kelingking terlindas truk, masih belum seberapa dibanding rasa dicabut nyawa. Aku mengejang, mengeluh tertahan melalui gigi terkatup rapat. Bayang bu Gadis berkelebat dalam kepalaku yang berputar-putar. "Jangan dilawan, pak Johan. Percuma. Sekuat apapun pak Johan melawan, ttp tiada artinya. Lepaskanlah. Dia lebih kuasa dibanding pak Johan."

"Baiklah, bu Gadis. Demi ibu--aku siap meninggalkan dunia ini. Aku akan menunggumu di sana. Untuk hidup bersamamu selamanya. Aku cinta sama ibu. Sungguh. Aku cinta sama ibu."

Bu Gadis melepas melayangnya arwahku dengan senyum menegarkan. Aku percaya. Aku yakin dia akan memenuhi janjinya untuk terus bersamaku di alam sana. Di alam keabadian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun