Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengadopsi Diplomasi Korea Selatan

2 Mei 2020   22:34 Diperbarui: 2 Mei 2020   22:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberhasilan Korea Selatan dalam menduniakan atau menglobalkan produk mereka tak dapat dipungkiri oleh masyarakat dunia. Banyak produk Korea Selatan yang diminati oleh masyarakat dunia seperti peralatan elektronik (Televisi, AC, Kulkas), drama, musik (K-pop), mie instan, drama atau sinetron, otomotif, kopi instan, operasi pelastik, kosmetik, makanan, budaya, wisata (travel), dancing dan lain-lain. Salah satu produk yang dihasilkan Korea Selatan yang diminati oleh generasi muda atau kaum hawa adalah Drama Korea. Keberhasilan Korea Selatan dalam menyebarkan budaya dan hiburannya patut diacungkan jempol dan Sendow et al. (2019) dalam hasil penelitiannya menyebutkan ini sebagai Korean Wave atau Hallyu. Hallyu adalah penyebaran budaya popular dan hiburan korea dan termasuk dalam diplomasi lunak (soft diplomacy) terhadap negara-negara yang menjadi mitra Korea Selatan seperti Indonesia. Kepopuleran budaya Korea terkhusus drama Korea seperti di China yang mendapat rating tertinggi adalah salah satu keberhasilan yang dicapai negeri ginseng tersebut pada akhir tahun 1990-an dan di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2002 (Inakos, 2013). 

Keberhasilan Korea Selatan dengan Hallyu adalah salah satu strategi diplomasi terhadap dunia internasional dengan diplomasi budaya. Pemberian beasiswa terhadap dunia internasional adalah contoh soft diplomacy yang diterapkan Korea Selatan yang akan berdampak sekarang dan masa yang akan datang. Sekarang ini berdasarkan pengalaman penulis, cukup banyak dijumpai mahasiswa asing yang berasal dari negara-negara yang ada hubungan diplomasi dengan Korea Selatan menimba ilmu di negeri ginseng tersebut. Beasiswa yang ditawarkan sangat banyak di seluruh kampus Korea Selatan, seperti beasiswa khusus pegawai pemerintah atau ASN, beasiswa KGSP (Korean Goverment Scholarship Program), beasiswa universitas, beasiswa profesor dan lain-lain. Bahkan saya menemui negara yang tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Korea Selatan ada juga yang mendapat beasiswa magister dari pemerintah Korea Selatan. Hal ini menurut saya sangat luar biasa dengan strategi diplomasi yang diterapkan Korea Selatan. 

Keberhasilan Korea Selatan memainkan soft diplomacy dengan Hallyu yang didukung penuh oleh pemerintahnya mampu mendongkrak perekonomian negara gingseng tersebut. Beberapa contoh yang berdampak terhadap perekonomian Korea Selatan adalah masyarakat internasional mulai menggenakan produk-produk negara gingseng tersebut seperti kosmetik, pakaian, barang elektronik, mobil dan lain-lain sehingga meningkatkan perekonomian mereka. Pengaruh Korea Selatan di dunia Internasional sampai dengan sekarang tidak dapat kita pungkiri lagi terlebih di PBB dengan menempatkan warga Korea Selatan sebagai Sekretaris Jenderal selama dua periode (Ban Ki-moon). Jenis diplomasi yang dimainkan Korea Selatan sangat berbeda dengan negara tetangganya yaitu: Korea Utara yang cenderung menggemborkan alutista pertanahanannya sehingga kelihatan agak "seram" dimata dunia internasional.

Dampak soft diplomacy yang diterapkan Korea Selatan ternyata mendapat perhatian oleh warga Indonesia. Banyak produk Korea yang diminati oleh warga Indonesia seperti makanan (mie instan dan lain-lain), minuman (kopi, soju dan lain-lain), drama Korea, film, musik (K-pop), bahkan terakhir ini adalah alat-alat kesehatan yang dipakai untuk memberantas wabah Covid 19. Pengalaman Korea Selatan dengan Korean Wave sebagai salah satu alat kekuatan soft diplomacy berbasi kebudayaan dapat diterapkan pemerintah kita dalam diplomasi global atau dunia karena potensi yang kita miliki sangat potensial untuk mendukung hal tersebut dan hal ini selaras dengan penelitian Sendow et al., (2019). Semoga negara kita dapat mencontoh keberhasilan Korea Selatan dengan memanfaatkan potensi yang kita miliki seperti: keberagaman suku, adat, bahasa, kuliner yang kita miliki untuk menerapkan diplomasi seperti yang diterapkan oleh Korea Selatan. Korea Selatan dengan bangsa yang cukup homogen saja cukup berhasil menerapkan diplomasinya ke dunia internasional, melihat salah satu contoh nyata tersebut, Indonesia  dengan tingkat heterogenitas yang cukup memiliki potensi yang cukup untuk menerapkan hal tersebut sehingga berdampak terhadap perekonomian negara kita. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun